Hari ini seorang teman bercerita tentang orangtua. Ayahnya sakit. Bukan sakit biasa. Sakit parah banget. Kanker paru-paru. Stadium akhir, sudah parah banget kondisinya.
Saya jadi galau dengarnya. Dia teman baik saya. Saya sedih sekali rasanya mendengar kondisinya. Sedih melihat dia menahan air mata.
Saya gatau harus komen apa mendengar ceritanya. Saya benar-benar gatau harus bicara apa *padahal perlu dicatat biasanya saya mudah bicara apa saja*. Saya gatau apa saya harus menghibur, atau cukup mendengarkan saja. Serba salah rasanya.
Dia bercerita tentang kondisi ekonomi keluarganya juga yang mulai berantakan saat orangtuanya mulai sakit. Bagaimana dia harus mulai ngirit. Bagaimana ayahnya sudah berbulan-bulan tidak bekerja dan mereka harus mulai menjual barang-barang untuk biaya pengobatan.
Dia bercerita tentang sulitnya dia bisa ikut kegiatan kampus belakangan ini. Dia jarang sekali kelihatan. Ternyata selama ini dia sering melewati waktunya untuk menjaga ayahnya di rumah sakit dan menjaga adiknya di rumah.
Jujur saya miris sekali. Entah apa yang harus saya katakan. Galau banget deh dengarnya.
Biasanya saya berpikir masalah saya sudah banyak. Entah kenapa saya menganggap sulitnya pulang malam, numpuknya tugas, atau masalah-masalah sepele lainnya sebagai masalah besar. Padahal ada banyak orang lain di luar sana yang jauh lebih sulit hidupnya. Dan saya sering mengeluh..
Hemm.. harusnya saya lebih sering bersyukur. Dia begitu baik untuk hidup saya. Sungguh sangat baik.
Dan untuk teman saya, yang saya bisa beri hanya doa. Semoga semuanya mendatangkan kebaikan yaa :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar