Waktu itu sangat misterius sekaligus terkesan aneh bagi saya. Pagi ini saya terbangun dan menyadari bahwa hari ini hari Rabu. Baru saja tadi pagi saya merasa waktu terasa begitu cepat, tapi saat saya berjalan di koridor Program Studi, saya berusaha untuk mengingat Rabu minggu lalu apa yang saya kerjakan dan teringat saya pergi ke bioskop untuk Life of Pi yang terasa sudah lama. Jadi aneh kan, waktu kadang bisa terasa begitu cepat tapi juga sekaligus terasa lambat. Lambat atau cepatnya tergantung pada kondisi dan sudut pandang kita. Relatif.
Waktu itu misterius. Ya. Bagaimana tidak, kita bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi satu detik setelah ini. Apalagi hari besok atau besok atau besoknya lagi. Semuanya gelap dan tidak dapat dipastikan. Stokastik, begitulah bahasa matematikanya.
Entah apa yang akan terjadi besok ya. Entah bagaimana masa depan kita. Kita tidak tahu.
Tuhan membiarkan semuanya tersembunyi bagi kita. Hanya untuk keadaan tertentu saja Dia memberi tahukan apa yang akan terjadi di depan pada manusia. Saya rasa Tuhan tidak membiarkan kita mengetahui waktu di depan kita agar kita selalu berserah dan bergantung padaNya. Agar kita selalu mempercayakan hidup kita dalam tanganNya.
Waktu..waktu.. aku memikir-mikirkanmu tapi tetap tidak mengenalmu. Mungkin orang yang paling berhikmat sekalipun tidak akan dapat mengerti dan memahamimu. Atau berusaha untuk menaklukkanmu.
Oleh karena itu, Musa memanjatkan doanya di kitab Mazmur, agar Tuhan mengajarnya menghitung hari-hari, agar kita beroleh hati yang bijaksana. Karna bagaimana seorang manusia dapat bijaksana menghadapi hari-hari depan yang terasa gelap, aneh, dan misterius tanpaMu. Ya Tuhan, ajar aku untuk dapat mempergunakan hari-hariku dengan bijaksana di dalam Engkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar