Kira-kira kesimpulannya seperti ini :
Dalam hidup manusia ada tiga masa, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kecenderungan manusia adalah terlalu memikirkan masa depannya. Manusia menggunakan sebagian besar waktunya untuk memikirkan masa depannya dan kadang melupakan dua masa lainnya.
Ketika memikirkan masa lalu, kita bisa mengucapkan syukur dan terima kasih. Dalam masa kekinian, ada banyak anugrah dan berbagai macam hal yang harusnya kita nikmati, namun ketika memikirkan masa depan, yang sering timbul adalah ketakutan dan kegelisahan. Jarang kan ada orang yang happy-happy memikirkan masa depannya. Yang ada biasanya rasa galau..
Dalam surat tersebut dituliskan bahwa harusnya kita fokus pada masa kini kita. Karna masa kini adalah anugrah yang Tuhan ingin kita nikmati, perjuangkan, dan jalani tiap hari. Bukannya terus saja galau memikirkan masa depan dan jadi lupa bahwa kita sedang hidup di masa kini.
Tuhan tidak ingin kita lupa, di masa mana kita sedang hidup. Masa depan adalah sesuatu yang misterius, sesuatu yang seharusnya kita serahkan sepenuhnya pada Tuhan. Cukuplah kita bekerja sebaik mungkin pada hari ini, pada masa kini, dan sesudahnya kita menyerahkan masa depan kita, berdoa meminta kebajikan dan kemurahan Tuhan agar kita bisa menjalani masa depan kita. Banyak orang yang jadi melewatkan kebahagiaannya di masa kini, tidak bisa menikmati hidup karna ketakutannya pada masa depan. Banyak juga orang yang menghalalkan segala cara saat ini dengan tujuan 'masa depan yang lebih baik'.
Ingat perkataan Tuhan Yesus agar kita tidak kuatir akan hari esok, karna hari esok memiliki kesusahannya sendiri? Yaa, saja jadi belajar, tidak ada gunanya saya mengkhawatirkan hal-hal didepan saya. Saya hidup di masa kini. Saya akan menikmati anugrah yang Tuhan beri di masa kini. Bekerja sebaiknya di masa kini, memperjuangkan apa yang memang harus saya perjuangkan, dan menyerahkan sepenuhnya masa depan dalam tangan Tuhan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar