Di jalan sehabis menengok sepupu yang baru melahirkan..
*btw keponakan barunya lucu bgt!!
tiba-tiba teman mama saya menyinggung percakapan tentang kelulusan saya. *dalam hati waduh*,. Tahun ini lulus ya ka? Begitu tanya teman mama saya. Mama saya pun menjawab, iya, tahun ini lulus. Setengah tahun lagi saya ga perlu beli minyak goreng, sabun, lain-lain. Ntar ribka yang beliin. Teman mama saya bersama suaminya tertawa. Terus dijawab lagi oleh teman mama saya, oh gitu, jadi kapan ka mau beliin si mamah alphard? Ya kali bu, beliin alphard.
Dan dimulailah percakapan tentang saya yang sebentar lagi lulus dan bekerja.
Terkadang, agak sering sih sebenarnya, percakapan tentang kelulusan dan masa depan saya selalu dibicarakan orang tua saya dengan penuh harapan. Entar kaka lulus tahun ini lah. Entar lagi kaka kerja kantoran lah, dsb.
Padahal setiap kali percakapan itu dimulai, sebenarnya dalam hati saya ketar-ketir. Sering saya bertanya-tanya sendiri, apa jadinya ya kalau saya ga jadi lulus bulan Juli tahun ini. Lalu bagaimana kalau saya tidak dapat kerja yang sebaik orang tua saya harapkan.
Jujur, saya bukan orang yang ambisius. Agak santai malah sebenarnya. Yang jadi motivasi utama saya untuk lulus bulan juli adalah orang tua saya. Itu saja.
Kalau pekerjaan memang saya juga ingin dapat yang terbaik. Tapi apakah itu mudah? Jelas tidak.
Memangnya, modal kuliah di ITB atau modal IPK yang baik sudah cukup untuk mendapat pekerjaan yang baik? Saya tidak yakin. Banyak kok anak ITB yang IPKnya baik tapi nganggur cukup lama.
Kadang, saya jadi merasa agak terbebani.
Tapi, saya rasa, yang saat ini bisa saya lakukan adalah melakukan yang terbaik dan menyerahkan segalanya pada Yang Maha Kuasa. Yaaa, sisanya, doa dan harapan yang menjadi andalan.
Mazmur 37 : 5 teteeeep. Jadi, katakan tidak lah ya untuk terintimadasi. Belajar, usaha, berserah pada Tuhan. Dan Ia akan bertindak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar