Ketika peran si kakak digantikan si adik..
Siang ini, di kantin bengkok, sambil menopang dagu, saya mendengarkan masukan-masukan plus nasehat-nasehat dari Maria, Sipil 2010, ade PA saya.
Berawal dari obrolan biasa, sehari-hari, entah kenapa tiba-tiba saya cerita banyak tentang pikiran-pikiran yang mengganggu hati saya. Dengan sabar Maria mendengar sambil mengangguk-angguk *mirip burung kutilang lah dia heheh*. Saya yang gelisah, bercerita sambil menggoyang-goyangkan kaki dan memainkan makanan saya yang ga habis-habis rasanya. .
Sejenak Maria diam, lalu seperti mempertimbangkan kata-katanya, Maria mengambil kesimpulan, , "Iya ka, intinya kaka itu ngarep, makanya jadi banyak mikir kenapa, kenapa. Terus jadinya tanpa sadar nuntut kan ka."
Saya juga diam sejenak, berupaya mencerna setiap kata-katanya yang sepertinya menusuk, karna pas itulah inti dari kegelisahan saya hahahaha.
Akhirnya saya nyeletuk, "Iya sih mar." sambil ketawa saya mengakui.
Maria pun melanjutkan tentang berbagai nasihatnya tentang korelasi ngarep dan nuntut. "Aku takutnya kaka begini, makanya kaa, begini harusnya kaaa. " jelas Maria panjang lebar sewaktu saya bertanya harus ngapain.
Saya pun mendengar dengan seksama semua masukannya. Sambil menopang dagu dan memainkan makanan yang akhirnya saya putuskan buat ga dimakan, saya mendengar.
Semuanya jadi jelas. Serasa dia bisa membaca pikiran saya. Pikiran yang kadang saya sendiri suka bingung terus bertanya sendiri, iya terus jadi masalahnya apa yaa. Begitulah.
Siang ini, ade PA saya yang biasanya suka saya omongin blablablablabla dan suka nanya pendapat saya, gantian memberi saya masukan-masukan yang luar biasa. Saya pun bisa pulang dengan pikiran lebih tenang dan lega.
Saya merasa sangat terberkati sekali bisa kenal kalian guys.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar