Sejak kelas satu SMP, saya jatuh cinta pada sebuah klub. Cinta pertama dan terakhir saya nih buat urusan si kulit bundar. Nama cinta pertama saya ini Manchester United. Ingat banget deh, pertama kali liat adalah saat MU melawan Porstmouth yang mana MU kalah 2-0. Waktu itu masih jamannya Roy Keane, Gary Neville masih mainlah. Uuuuh kangen.
Terus kalau mereka kalah, kenapa saya bisa jatuh cinta ya? Jujur jawabannya gatau. Entah kenapa tiba-tiba saya suka tim ini dan tidak pernah berubah selama kurang lebih sembilan tahun ini. Entah mereka kalah atau mereka menang, entah mereka bermain bagus atau tidak, MU tetap dihati. Tidak mau pindah ke lain hati.
Love at the first sight kali yaa. Aneh ya, pertama kali lihat langsung jatuh cinta dan saya tidak perlu alasan untuk mempertahankan cinta itu. Kalau mereka kalah, saya memang kecewa tapi itu tidak akan membuat saya pindah mendukung tim lain. Saya menyukai tim saya apapun keadaannya. Perasaan saya rasanya tidak berubah, entah ketika saya melihat tim saya mengangkat trofi juara atau harus menunduk malu keluar dari lapangan.
Beruntung sekali ya kalau di kehidupan pribadi kita, kita juga bisa mencintai dan dicintai seseorang seperti itu. Hahahaha. Yaa, tanpa alasan, tidak bisa berubah karna memang tidak didasarkan oleh alasan apapun. Bisa melihat orang yang kita cintai apa adanya. Pandangan kita padanya tidak berubah entah dalam suka atau duka, dalam sedih atau senangnya. Bisa menerima kekurangan tanpa mencela. Tidak berubah dan lekang oleh waktu. Waaaaah. Sayangnya kebanyakan cinta di dunia ini perlu alasan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar