Sedih banget ya punya gelar Tenaga Kerja Indonesia. Apalagi kalau berprofesi sebagai pembantu rumah tangga di negara yang katanya serumpun sama negara kita.
Baru-baru ini ada selebaran TKI for Sale. Dijual murah. Macam jaman perbudakan saja.
Dua hari yang lalu pun, ada berita mengejutkan bahwa seorang Tenaga Kerja Indonesia diperkosa oleh tiga polisi Diraja Malaysia. Heeem. Sedih banget yaa.
Malu. Kecewa. Pada pemerintah sendiri. Bingung deh lihat Mr. President yang sepertinya adem ayem saja negaranya dilecehkan seperti itu. Malu dan kecewa pada anggota DPR yang sibuk dengan urusan perutnya sendiri. Baru-baru ini diberitakan mereka sedang ribut renovasi toilet DPR yang anggarannya sebesar satu milyar. Kurang kerjaan dan serakah dasar.
Aneh memang republik ini. Tenang-tenang saja harga dirinya diinjak-injak. Terkesan lambat dan tidak peduli ketika orang-orang yang mereka sebut pahlawan devisa itu diperlakukan tidak seperti manusia di negeri orang.
Mungkin saya terdengar apatis sekali. Tapi memang begitulah kenyataan yang saya tangkap.
Pemerintahan kita saat ini memang sangat lemah. Bisa saya bayangkan apabila kita hidup di eranya Presiden Soekarno. Bagaimana ya kira-kira reaksi beliau melihat negaranya dilecehkan. Ingat Trikora? Ingat Dwikora? Bung Karno tidak pernah membiarkan negaranya dilecehkan sedikitpun oleh bangsa lain.
Beliau sadar betul bahwa kita adalah bangsa yang besar dan memiliki harga diri yang tinggi. Pada akhirnya begitulah juga bangsa lain akan memandang bangsa kita.
Sebaliknya, ketika diri kita sendiri sudah memandang rendah bangsa sendiri, manut-manut saja, diam ketika dilecehkan. Akhirnya ya begitu juga bangsa lain memperlakukan kita.
Lagipula aneh sekali kalau saya pikir-pikir. Negara yang 'amat kaya' ini tidak bisa menyediakan lahan pekerjaan yang layak bagi warga negaranya. Sampai-sampai warga negaranya untuk menjadi pembantu rumah tangga pun harus jauh-jauh ke negeri orang.
Menyedihkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar