Hari ini ayah dari salah satu sahabat saya dipanggil Tuhan. Entah harus mengatakan apa. Sedih tentunya melihat dia begitu kehilangan. Biasanya teman saya ini tegar sekali. Dia tidak pernah menangis didepan orang lain. Tapi hari ini, saya bisa melihat kesedihan begitu dalam di wajahnya.
Bagaimana tidak, sudah berbulan-bulan ayahnya terbaring sakit. Dan hari ini ayahnya dipanggil oleh Tuhan.
Saya memikirkan keadaannya. Saya berpikir, bagaimana kehidupan keluarganya nanti. Ibunya tidak bekerja dan adiknya masih SMA. Sejak ayahnya sakit dan tidak bisa bekerja mereka sudah mengalami kesulitan keuangan. Heeem. Entah apa yang harus saya katakan.
Hari ini saya harus melihat lagi bagaimana kepergian seseorang untuk selamanya bisa membuat banyak kehidupan berubah. Bagaimana kehilangan orang yang kita cintai mengakibatkan hati kita mengalami hal yang sangat menyakitkan.
Saya juga pernah mengalaminya. Sakit sekali kehilangan orang yang kita cintai. Sakit, karna kita tahu dia sudah pergi, dan kita tidak akan bisa melihatnya lagi. Memang, saya yakin, kita akan bertemu lagi dengan orang yang kita cintai satu hari nanti, pada saat kebangkitan. Tapi tentu saja perasaan dan relasi yang kami miliki di dunia ini tidak lagi berlaku disana. Saya tidak akan pernah melihatnya lagi dengan cara yang sama. Dan dia pun tidak.
Tapi apakah itu berarti? Tidak bukan. Ya, saya tidak akan melihatnya lagi, tapi sebagai gantinya, orang yang saya kasihi tersebut kini berada dalam damai abadi. Dia berada dalam pangkuan Bapa Surgawi yang mengasihinya dengan sempurna. Lalu apa lagi yang harus saya keluhkan. Jika saya sungguh mengasihinya, saya akan merelakannya dan ikut bersukacita karna kebahagiannya yang abadi saat ini.
Mungkin perlu waktu untuk bisa menerima kepergian seseorang yang kita cintai, namun jika kita berpatokan pada pemikiran diatas, pasti kita bisa mengatasinya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar