Jumat, 07 Juni 2013

Takdir

Fix sudah ada dua orang teman seangkatan saya di Matematika yang akan segera menikah. Sekitar dua minggu lagi teman saya akan melangsungkan pernikahannya. 
Waaah ga sabar, pingin datang :D

Beritanya ini agak mengejutkan sebenarnya, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba teman saya mengumumkan akan segera menikah. Bahkan calon suaminya pun tinggal di Jepang. 

Pertanyaan-pertanyaan penuh rasa penasaran pun muncul diantara teman-teman sepergaulan. Kapan pacarannya? Bagaimana kenalnya? Kok tiba-tiba? Yah begitulah. Dan ketika ditanyakan pada sang calon mempelai wanita, jawabannya adalah 'takdir'. Yah udah takdir aja.. Begitu jawabannya.

Takdir yaa..
"Jadi takdir itu apa dan seperti apa?" tanya saya dalam hati. Bagaimana seseorang bisa betul-betul meyakini bahwa ini adalah takdirnya, atau itu bukan takdirnya? 
Jujur saja belakangan ini saya sedang menggalaukan sesuatu. Saya bingung apakah saya harus segera bekerja setelah lulus atau melanjutkan sekolah saya ke program magister. Dan saya tidak pernah membayangkan bahwa saya menyerahkan keputusan-keputusan penting dalam hidup saya pada kata 'takdir'.

Saya berusaha menguraikannya dalam pikiran saya, meskipun terasa rumit dan aneh. Apakah takdir itu berasal dari Tuhan? Apakah Tuhan mentakdirkan segala sesuatu dalam hidup manusia dan segala usaha kita bermuara pada takdirnya? Ataukah seorang manusia diberi kebebasan oleh Tuhan untuk memilih jalan takdirnya? Apakah kita diberi kebebasan oleh Tuhan untuk menentukan bagaimana jalan hidup kita atau apapun yang kita jalani bahkan setiap pilihan kita sebenarnya sudah ditakdirkan? 
Lalu, jika seorang manusia ditakdirkan untuk hidup susah misalnya, dapatkah dia merubah takdirnya dengan bekerja keras, atau selamanya dia akan hidup susah karna itu sudah takdir. Hmmm

Saya rasa, sulit menemukan jawabannya. Mungkin memang ada pertanyaan-pertanyaan di dunia ini yang selama kita masih menjadi manusia kita tidak akan menemukan jawabannya.  Atau saya yang kurang berhikmatlah yang tidak memahaminya. 

Teman saya mengatakan bahwa cinta dalam hidupnya termasuk pernikahannya yang tiba-tiba merupakan takdir. Yah meskipun saya tidak mengatakan atau  menilai itu salah karna diluar kapabilitas saya, namun saya tetap tidak suka dengan penggunaan kata takdir. Seakan-akan seperti sesuatu yang tidak bisa saya ubah atau saya pilih. 

Sungguh saya tidak memahaminya, tapi saya lebih suka mengatakan bahwa hidup saya, pilihan-pilihan dalam hidup saya, setiap langkah dan rencana saya, tidak saya gantungkan pada kata takdir tersebut, tapi pada hikmat dan kekuasaan Tuhan saya. Tuhan yang kepadaNya saya berdoa memohon tuntunanNya setiap hari, memohon belas kasihNya untuk mendengarkan doa-doa saya, harapan saya untuk masa depan yang penuh harapan. Saya tidak percaya pada takdir yang terkesan tidak peduli pada saya dan tidak bisa saya ubah. Saya percaya pada Dia, yang lewat kuasaNya dapat mengubahkan hidup saya..

CMIIW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar