Rabu, 31 Oktober 2012

37:5

Hari ini baca Mazmur 37:5. Ayatnya mengena banget. Serahkan hidup pada Tuhan, percayakan padaNya dan Ia akan bertindak.
Tuhaan, aku punya banyak mimpi, kerinduan, dan keinginan. Banyak juga sih keluhan.
Selama ini aku banyak mengandalkan diri sendiri. Selama ini juga aku berlarut-larut tinggal dalam kebimbangan dan ketakutan.

Tapi sekarang, semuanya aku serahkan Tuhan. Percaya dan bergantung sepenuhnya kepadaMu.
Engkau setia Tuhan. Kupegang janjiMu yang menghidupkanku.
Damai rasanya Tuhan :)

Falling for you

Falling for you. Colbie Caillat~
uuuu, ternyata lagu-lagunya Colbie easy listening banget deeh. :))

Senin, 29 Oktober 2012

Feel So Close

Pernah dengar Feel So Close-nya Calvin Harris?
Enaaak kan?

Yaap. just like what I feel today. I feel so close to You. That's makes me feel so comfort and happy :)))

Minggu, 28 Oktober 2012

My TA today

Menghabiskan hari Sabtu dan Minggu bergelut dengan TA.
Do my best.
For you mom..

Melihat dan Mengasihi

KasihNya dan KemahatahuanNya adalah satu kesatuan dan keduanya menjadi satu dengan diriNya.
Kita bisa mengatakan kalau Dia melihat karena Dia mengasihi, dan mengasihi walaupun Dia melihat.

C.S Lewis, A Grief Observed

Heem, yah Dia memang mengasihi kita karna melihat kita dan meskipun sudah melihat diri kita yang luar biasa payah dan menyebalkan, Dia tetap mengasihi kita.
How could You do that??

Sabtu, 27 Oktober 2012

Realize

Take time to realize

Colbie Caillat~

Lemahku KuatMu

Senin sore, selesai membantu membacakan pelajaran-pelajaran seorang teman di panti tuna netra, saya pulang ke rumah dengan tenggorokan yang sakit. Dua jam nonstop merekam pelajarannya. Hemmm.. habis suara saya pikir.

Selasa pagi, saya terbangun dengan tenggorokan masih sakit dan badan juga terasa pegal-pegal. Heem.. ditambah masuk angin saya pikir. Saya pun memaksakan diri tetap menjadi asisten agama hari itu. Di kelas agama mulailah badan saya terasa panas dan saya tertidur saat dosen sedang memberikan kuliah. Ckckckc. Apa boleh buat.

Hari itu saya hampir menangis. Dua hari lagi saya ujian. Dua lagi. Dua-duanya sulit pula. 
Saya tidak boleh sakit. Begitu terus saya mensugesti pikiran saya. 

Saya ingat sepanjang hari yang suram itu saya memaksakan diri saya untuk terus belajar. Pikiran saya harus terus bekerja, tapi badan saya berteriak minta tidur.

Saya menyerah pukul 11 malam. Saya berdoa padaNya. Saya katakan, Tuhan, Engkau Maha Tahu. Ujian ini sangat penting. Tolong beri saya kekuatan dan kesembuhan. 

Keesokan paginya saya bangun, sebenarnya badan saya pun belum sembuh. Entah mengapa angin dibadan saya tidak mau keluar. Hiks. Saya terus merasa mual dan ingin muntah. Tapi saya ada kuliah jam 7 pagi. Lagi-lagi saya memaksakan badan saya untuk pergi.
Dan sepanjang hari itu saya memaksakan diri belajar lagi sampai jam 10 malam.

Heem. entah apa yang harus saya ucap. Bagi saya dua hari itu adalah hari yang berat. Saya sakit, tapi tidak boleh sakit. Saya tidak boleh beristirahat. Sedih sih sebenarnya. Kenapa ya tidak Tuhan sembuhkan saya?

Tapi saya sangat bersyukur untuk dua hal. pertama, saya diberi kekuatan yang saya pun tidak sangka-sangka. Saya bisa kuat belajar selama dua hari tersebut. Saya bahkan masih bisa tertawa. Saya bisa diberi kekuatan untuk menanggung sakit saya. 
Kedua, saya bersyukur karna bisa mengerjakan ujian tersebut dengan baik hari Kamisnya.

Ya, Dia memang tidak menyembuhkan saya selama dua hari itu, tapi gantinya Dia memberi saya kekuatan. Dia mengajar saya untuk bergantung padaNya dalam kesulitan saya.
Semuanya hanya karna kasih karuniaNya. Terima kasih Tuhan. dalam kelemahanku, KuasaMu sempurna. :)

Kamis, 18 Oktober 2012

Bahagia itu

Bahagia itu..
Bisa minum teh botol dingin di hari yang panas dan gerah ini.
Bisa menghabiskan waktu dengan teman-teman sesama wanita mengobrol tentang :
Seorang 'gentlemen' yang dirasa makin sulit ditemukan, tentang perilaku hewan, sampai bibit, bebet, bobot.

Bahagia itu..
Bisa merendam kaki-kaki kita yang lelah berjalan di air.
Bisa menikmati masker rambut.
Belajar sambil mendengarkan musik.

Bahagia itu..
Bisa melihat orang-orang yang kita kasihi tertawa.
Bisa membagi tawaku dan tawamu.

Bahagia itu..
Bisa bertemu denganmu lagi temanku
Bisa mengobrol ketika ada kesempatan diantar pulang ke rumah
Bisa tertawa mendengar komentar-komentarmu yang suka nyeleneh.

Bahagia itu..
Bisa mendengar ceritamu temanku
Atau mendengar harapan dan cita-citamu yang setinggi angkasa

Bahagia itu..
Bisa menghabiskan makan siang disuatu selasa misalnya, denganmu

Bahagia itu..
Bisa melihatmu lagi juga sudah bahagia..


Tulus atau tidak ya?

Bagaimana ya kita bisa menilai kita tulus atau tidak dalam berbuat kebaikan?
Lakukanlah ketika tidak ada kesempatan bagi orang lain untuk melihat. Lakukanlah ketika tidak ada yang bisa menilai pekerjaan kita. Lakukanlah ketika tidak ada yang akan mengatakan kita baik. Apa kita masih mengerjakannya dengan penuh sukacita? Kalau belum, berarti ada masalah :)

Rabu, 17 Oktober 2012

Minggu, 14 Oktober 2012

Cerita Sabtu Malam, 131012

Kemarin malam aku menjenguk seorang teman yang ibunya sakit dengan beberapa teman. Karna berangkat dari sore hari dan macet di jalan, akhirnya kami baru pulang dari rumah sakit pukul 6 sore. Dalam hati aku merasa bingung. Bagaimana ini sudah jam 6 sore. Dari Imanuel ke rumah berapa lama ya? Masa harus pulang malam lagi. Kemarin bru pulang malam. Hari ini pasti kena marah. 

Tapi tentu saja pikiran tadi hanya ada dalam kepalaku. Aku tidak mengeluh atau memberitahu pada siapapun. Aku tidak suka merepotkan orang lain. Begitu pikirku.

Ketika masih di rumah sakit, teman yang kami jenguk ini melempar ide kepada yang lain untuk mengantarku pulang. Disitu mulai teman-temanku "yang kurasakan begitu" mengoper-oper tugas mengantarku. Entah aku terlalu melankolis atau terlalu perasa, aku merasa agak sedih. Seharusnya mereka tidak begitu. Aku tidak minta diantar. Aku tidak manja. Aku memang akan merasa sangat terbantu bila ada yang mau mengantar, tapi aku tidak suka meminta atau menyusahkan orang lain.

Akhirnya kami sampai kampus. Setelah temanku memarkir mobilnya. Aku langsung turun dan mengucap selamat tinggal. Aku pulang sendiri saja. Begitu pikirku. Dari belakang, aku mendengar sayup namaku dipanggil, tapi aku mengacuhkannya. Aku merasa harga diriku agak tersakiti ketika aku merasa mereka mengoper-operku. Aku pun berjalan bersama seorang temanku yang lain menuju kampus. Salah seorang temanku, sebut saja T, menyusul kami dari belakang dan bertanya kenapa. Aku jelaskan dan dia bilang mereka hanya bercanda. Aku tidak tahu.

Aku bukan pemarah. Entah, mungkin aku hanya kelewatan soal menilai ketulusan. Aku tidak mau diantar kalau aku merasa yang mengantar terbebani atau melakukannya hanya karna tidak enak hati. Mungkin pikirankulah yang jahat dan menyebalkan. Tentu saja mengantar orang yang rumahnya jauh itu menyebalkan dan merepotkan. Memang aku siapa hingga mereka harus mengantarku dengan sukacita. Rumahku jauh sekali. That's a fact.

Lalu tiba-tiba dia menelponku. Dia bertanya aku dimana. Tadi sebenarnya gw mau nganterin lo pulang, Rib. Jawabku, Bukannya kamu bilang mau ada ujian? Gapapalah rib orang ujiannya selasa. Tadi tuh cuman becanda riib. Begitu.

Aku agak bingung. Egoku mengatakan sudah pulang sendiri saja. Aku mandiri dan bisa pulang sendiri. Satu sisi, dia adalah teman baikku. Kalau aku mengikuti egoku, mungkin aku akan menyakitinya.

Mungkin dia juga lelah. Aku tahu dia mengantuk. Dia pun ada ujian. Tapi dia mau berkorban untuk mengantarku pulang kerumah. *yang selalu dia katakan bandung coret 15kali haha*. Entah karna dia merasa tidak enak, atau kasihan, tapi dia tetap melakukannya.

Lalu apa yang kumaksud dengan ketulusan? Mungkin bagi dia juga merasa berat. Tapi dia tetap melakukannya. Bukankah yang penting adalah apa yang akhirnya dia pilih.

Aku tidak akan pernah tahu apa yang dia benar-benar pikirkan. Aku tidak bisa menebak isi hati seseorang. Tapi yang aku tahu, dia mau merendahkan dirinya menelponku yang sudah pergi jauh dan mengacuhkannya. Dan mengatakan, gw udah biasa kok nganter-nganter orang rib. Santai aja. Itu berarti banyak.

*Untuk temanku :heii, maaaf belakangan aku jadi teman yang sering pundungan. Aku terlalu melankolis rupanya.
Senang sekali bisa mengenalmu dan belajar banyak darimu. Kamu baik tau:)


Kehabisan duit

Baru tengah bulan dan sudah kehabisan uang. Kok bisa yaa? Uangnya berasa menguap.

Heem, harus belajar buat mengelola keuangan dengan lebih baik lagi :)

Jumat, 12 Oktober 2012

cinTA

cinTA..cinTA..cinTA
Baru satu bulan dua minggu aku mengenalmu cinTA. Satu bulan dua minggu itu juga aku mulai kelihatan lusuh, ngantuk, dan mendekati level stress.
Ketemu teman di jalan, beberapa kali mereka mengatakan bahwa aku jadi kelihatan ngantuk dan seperti nyaris tertidur saat berjalan. Hiks.

cinTA..cinTA, bagaimana aku harus mengahadapimu??

Dulu aku sering aneh melihat orang-orang yang kelihatan sok sibuk ketika mengenal dirimu. Sekarang, aku terjebak menjadi sama seperti mereka.

Harusnya aku bisa lebih mengendalikan diri. Harus bisa mengatur waktu. Harus bisa menikmati. Bukankah cinta ada supaya kita merasa lebih bahagia?

Senin, 08 Oktober 2012

Semakin mengenalMu, semakin aku sadari siapa aku. Semakin lama aku mengenalMu, semakin sadar bahwa aku sangat buruk. Bahwa banyak karakterku yang pasti mengerikan bagiMu. Aku menyedihkan. Segala kesalehanku hanyalah ilusi semata. Segala hal yang kusebut kemurahan hatiku tidak ada artinya.

Semakin aku mengenalMu, aku semakin ngeri dengan diriku di masa lampau. Bagaimana rupa dan karakterku sebelum aku mengenalMu, kalau saat aku sudah mengenalMu pun aku masih merasa adalah pribadi yang kotor dan jahat.

Namun, justru karna semua hal itulah, dengan semakin mengenalMu, aku sadar betapa besarnya kasihMu. Semakin sadar aku tidak layak dan jahat, semakin aku sadar pula bahwa kasihMu sangat lebar, dalam, dan tak terpikirkan.

Itulah kebenaran yang kumiliki, bahwa aku adalah orang berdosa yang kotor dan tidak layak, yang menerima rahmat pengampunan dan penerimaanMu yang tidak terkira.

Kasih-dengan 'K'

The Problem of Pain-page 34

Kasih bisa bersabar, dan Kasih bisa mengampuni...tetapi Kasih tidak akan bisa diperdamaikan dengan sesuatu yang tidak dapat dikasihi.. Karena itu Ia tidak akan pernah bisa diperdamaikan dengan dosa anda; tetapi Ia bisa diperdamaikan dengan pribadi Anda, karna pribadi itu bisa dipulihkan.

:)

Kamis, 04 Oktober 2012

The Problem of Pain, A Grief Observed

Mumpung masih awal bulan dan uang masih cukup, aku memutuskan untuk jalan-jalan ke toko buku. Pikir-pikir daripada menghabiskan uang untuk cemilan-cemilan macam eskrim yang pada akhirnya tentu akan saya buang di toilet, saya memutuskan untuk membeli buku. Buku kan ga akan dibuang di toilet. Begitu pikir saya. Minimal di tempat sampah kalau isinya memang jelek heheheh. Ga juga sih.

Dari dulu sebenarnya saya sudah hobi membaca buku. Karna saya sering mengalami susah tidur saat kecil, *yang anehnya susah tidur ini langsung hilang ketika kuliah di ITB*, saya sering membaca buku sebelum tidur. Jadi memang dari awal saya sudah buku, meski tidak punya banyak koleksi buku. Saya lebih suka minjam sih. Jadi hemat gitu heheh.

Tapi kali ini saya memutuskan untuk membeli buku. Sudah lama saya ingin sekali membeli buku-buku C.S Lewis. Saya sudah tahu sejak lama beliau adalah penulis dan pemikir yang luar biasa. Saya suka film-film Narnia karnyanya. Dan saya sudah sering mendengar judul-judul bukunya yang terkenal, salah satunya Mere Christianity. Jadi saya memutuskan untuk membeli buku C.S Lewis.

Namun yang saya beli bukan Mere Christianity yang terkenal itu. Say memutuskan untuk membeli The Problem of Pain dan Grief Observed. Dua-duanya karya C.S Lewis.
Dari judulnya sih berasa galau hehe. Memang saya sedang galau sih. Kehilangan dan kehilangan. Dan ketika saya membaca sinopsis bukunya yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang mengapa Allah yang maha Kuasa dan Maha Kasih mengijinkan penderitaan, saya jadi tertarik membaca buku ini.

Hem.. saat ini saya sedang dalam proses membaca kedua buku ini. Dan memang ada beberapa pandangan saya yang berubah. Saya posting lah nanti isinya yang penting heheh. Memang berat sih isi buku ini. Terutama The Problem of Pain. Harus berpikir keras ketika membaca. Tapi layaklah. Saya jadi banyak belajar.. :)

Blogku

Sudah beberapa hari kebelakang tidak menulis apa-apa disini. Hem.. sibuk wiken navigator, sibuk belajar.
Belakangan memang sedang ada begitu banyak tugas. Begitu banyak pekerjaan. Heeem

Sempat terlintas di pikiran, blog ini dilanjutkan ga ya?
Sebenarnya apa sih fungsi blog ini bagi saya,
Yaa, kalau dipikir-pikir, blog ini jadi tempat menuangkan pikiran-pikiran saya dalam tulisan. Tempat mengungkapkan hal-hal yang sulit dikatakan. Makanya kadang isinya bersifat pribadi.

Ga masalah sih blogku, kalau kamu tidak ada yang membaca selain diri saya sendiri.
Kamu berguna dan bermanfaat bagi diriku. Oleh karena itu mulai hari ini saya aktif menulis lagi. Menulis di blog kesayanganku. Satu-satunya. Hahahaha

Ayam KolGo

Ayam kol goreng di Gerbang Belakang ITB memang top margotop.
Memang hanya dirimu yang bisa membuatku menghabiskan satu porsi nasi. Tempat lain tidak bisa.
Meskipun aku tahu ada kemungkinan makanan yang kumakan mengadung zat karsinoge*** hahaha, tapi kamu akan selalu jadi tempat makanku minimal sebulan sekali.
Memang waow sekali. Mengapa yang jelas-jelas kita tahu kurang sehat kita makan terus. Mengapa yang tidak sehat beginilah yang enak haha.




Tidak cukup mengenalMu

Kupikir, aku sudah cukup mengenalMu Tuhan..
Dari kecil aku sudah belajar tentangMu

Tapi ternyata aku salah Tuhan. Aku terlalu sombong ketika mengatakan bahwa aku mengenalMu.
Ternyata pemahamanku tentangku tidak cukup. Aku tidak dapat memahamiMu, menyelami pikiranMu, mengerti kasihMu atau kebijakanMu. Aku tidak tahu apa-apa tentangMu Tuhan.

Aku sering sekali tidak dapat memahami jalan-jalan yang Kau buat dalam hidupku. Dan akupun sering tidak memahami kasihMu dalam hidupku.

Tapi bukankah memang begitu Tuhan? Aku manusia yang kecil yang tidak akan pernah dapat menyelami pikiranMu. Memang manusia mana yang bisa?

Tidak Tuhan. Tidak akan ada. Karna kasihMu begitu lebar, panjang, tinggi, dalam, dan melampaui segala pengetahuan. Karna pengetahuanMu dan pemikiranMu begitu dahsyat, begitu ajaib, dan tak terpikirkan.

Ya Tuhan, semuanya memang hanya karna kasih karuniaMu saja. Karna kasih karuniaMu kami boleh dituntun setiap hari untuk belajar mengenalMu, meskipun hanya sedikit yang kami tangkap. Hanya karna kasih karuniaMu kami dilayakkan untuk itu. Untuk merasakan kasihMu, belajar dari kata-kataMu, dan dirubah untuk menjadi serupa denganMu.

Ya Tuhan, semua hanya karna kasih karuniaMu.