Jumat, 21 November 2014

Stop only being the dreamer, start becoming the achiever!

Beberapa tahun kebelakang, sering kali mimpi itu jadi topik yang menarik di kalangan anak-anak muda. Semua tiba-tiba jadi bicara soal mimpi. Be a dreamer. Punya mimpi yang aneh-aneh dan setinggi langit. Salah satu teman saya dulu, punya mimpi jadi astronot yang terbang ke Mars, padahal jurusan dia waktu itu Teknik Geodesi. Yah aneh-aneh deh pokoknya mimpi-mimpinya.

Ada juga yang tiba-tiba nge-tweet quote tentang mimpi, mulai dari yang paling sederhana kayak, "Gantungkanlah mimpi setinggi langit" sampai quote mimpi dari Amerika dan Eropa yang canggih-canggih.

Uhh. pokoknya jadi seorang pemimpi lagi booming lah.

Tapi memang cukup ya cuma jadi pemimpi aja?

Keren sih punya mimpi yang aneh-aneh. Dan semua juga tahu, mimpi itu bisa jadi awal dari banyak hal-hal mengagumkan. Kalau orang Amerika dulu ga pernah bermimpi ke bulan, mungkin Apollo XI waktu itu memang ga akan pernah sukses mengitari orbit bulan tahun 1969. Kalau Wright's bersaudara ga pernah bermimpi untuk terbang, kita ga bakal liat pesawat terbang mungkin.

Mimpi memang menuntun kita terhadap banyak hal yang menakjubkan. Tapi mimpi akan tetap jadi mimpi dan ga akan berubah jadi sesuatu yang menakjubkan kalau ga dikonversi jadi suatu kenyataan. Dan mengkonversi atau mewujudkan mimpi jadi kenyataan itulah yang susah.

C.S Lewis pernah menulis dalam satu bukunya mengenai sedikit komentarnya tentang mimpi. Seorang anak terpukau pada salah satu drama Yunani yang dia saksikan, dia pun bermimpi  untuk bisa berbicara dengan bahasa Yunani. Namun, sayangnya, ketika si anak mulai belajar bahasa Yunani, dia mulai merasakan bahwa mewujudkan mimpinya ternyata tidak enak dan tidak sederhana. Fasih bicara bahasa Yunani perlu waktu, keuletan, dan ketekunan. Dan itu tidak mudah.

Baru-baru ini saya mencoba belajar meluncur di arena ice skating. Sebelum belajar, saya merasa sangat excited membayangkan bisa meluncur di arena es dengan anggun dan gemulai.

Tahu kenyataannya? Latihan pertama, berjalan di atas arena itu saja saya tidak bisa. Jatuh berkali-kali. Teriak-teriak meminta supaya teman saya jangan jauh dari saya, karna saking takutnya. Apa seru? Apaan, mana ada seru-serunya.

Latihan kedua, akhirnya saya tidak lagi minta ditemani, sudah bisa jalan di atas lapangan es. Tapi apa bisa langsung meluncur? Enggak. Saya masih belajar pelan-pelan mencari keseimbangan. Dan diakhir latihan baru deh bisa dikit-dikit meluncur dan ga secape sebelumnya. Jatuh dan takutnya pun berkurang drastis.

Intinya, mimpi itu enak, asik, dan gratis. Kita bisa bermimpi apa saja, jadi apa saja, punya apa saja. Tapi mewujudkan mimpi, itu baru susahnya setengah mati. Semakin besar mimpi kita, semakin banyak kerja keras dan keuletan yang dituntut. Itu baru kenyataan.

Lebih ke reminding diri sendiri sih. Stop only being the dreamer, start becoming the achiever!

Minggu, 16 November 2014

Merasa Paling Susah? Yakin?

Dua hari ini merasa gloomy. Feeling blue. Hahahahhaa

Terus ngeluh-ngeluh dan seperti biasa mulai bertransformasi jadi selang air mata kalau udah begitu.

Kesannya udah berasa paling susah aja.

Terus barusan tiba-tiba ada wasap dari teman. Intinya dia curhat soal kondisi orangtuanya yang sakit parah di ICU. Karna kelihatannya gawat, di tengah-tengah ke-gloomy-an sendiri, saya pun memutuskan menelpon teman saya, Cerita sedikit, sampai sama-sama jadi selang air lagi, akhirnya saya menutup telepon.

Hey, I was gloomy for these two days, over something that actually is not as important as her problem. Yeah, I felt sad and exhausted, but, I still alive. My family is fine and healthy. But her problem, omg, I do not know what I have to do if I was her.

Kadang, saking sibuknya sama masalah sendiri, kita selalu merasa paling susah dan lupa melihat banyak hal baik yang masih ada dalam hidup kita.

Kalau kata teman saya satu hari, "Gw paling benci deh liat orang yang suka merasa masalahnya tuh lebih penting dari orang lain. Semua orang punya masalah tau."

Yap, semua orang punya masalah, dan kadang, kalau aja kita mau berpikir sejenak, banyak orang lain yang masalahnya jauh lebih rumit dan berat dibanding masalah kita. Yah, semua orang punya masalah dan semua harus bisa bertanggung jawab menyelesaikan masalahnya sendiri masing-masing. Kadang ga salah juga, merasa sedih, nangis, dll kalau punya masalah. Tapi harus bisa bangun lagi dan jangan sampai ganggu hidup orang lain kebanyakan. Jangan gara-gara masalah sendiri, terus jadi marah-marah, jadi sensi-an, jadi public enemy di mana-mana..

Itu bukannya sih cara kerja hidup membentuk kita. Dapet masalah, kadang kita gagal, kadang kecewa, kadang kita ga bisa memiliki apa yang kita mau. Itu biasa kali, semua makhluk hidup yang menyebut dirinya manusia waras pasti ngalamin. Yang membedakan reaksi masing-masing. Apa situ bangun dan berusaha untuk melewati dan menyelesaikan masalah atau tetap tertahan di tempat dan menyerah pada keadaan. Yah, kalau gw sih mau bangun dan jadi cewe berani yang ga takut menghadapi masalah.

Merasa paling sengsara itu ga baik tau *reminding diri sendiri* hahahhaha.

Bangun!!

Kamis, 13 November 2014

Si Tukang Ojeg Payung Cilik

Musim hujan telah tiba. Hampir tiap sore sekarang di Bandung hujan deras.

Sore ini hujan lebat. Di salah satu mal dikota Bandung, tempat saya dan beberapa teman menonton film, saya melihat seorang anak kecil, usianya mungkin sekitar 9-10 tahun, tanpa alas kaki, dalam keadaan basah kuyup, dengan wajah agak pucat, membawa payung besar, menawarkan jasa ojeg payung kepada orang-orang yang berseliweran di mal.

Apa sih ojeg payung? Ojeg payung itu istilah untuk orang-orang yang menawarkan jasa peminjaman payung saat hujan. Cukup dibayar 3-5 ribu rupiah, kita bisa dipinjami payung sampai menemukan tempat teduh atau naik kendaraan. Biasanya tarif ditentukan jauhnya jarak, kalau dekat ya 3-5 ribu rupiah.

Dulu sewaktu saya masih kecil, saya juga sudah sering melihat tukang ojeg payung berkeliaran di daerah mal kalau hujan. Tapi biasanya tukang ojeg payung yang saya temui bapa-bapa, atau lelaki muda lah.

Tapi sekarang, kebanyakan tukang ojeg payung itu malah anak-anak.

Miris rasanya melihatnya. Kedinginan, di tengah hujan, anak-anak kecil harus mencari uang ala kadarnya begitu. Pernah juga saya melihat anak perempuan berusia sekitar 13-14 tahun menawarkan jasa ojek payung. Saya yang sejujurnya ga merasa butuh payung karna cuma mau menyeberangi jalan, akhirnya menggunakan jasa ojeg payungnya karna kasihan.

Fyuh, tau deh salah siapa. Salah emak bapanya sih yang pertama menurut saya, atau keluarga dekatnya, kalau memang anak-anak tersebut punya keluarga, Ya kali dibiarin cari uang dengan cara demikian. Tega sekali.

Anak-anak seharusnya dilindungi, dinafkahi orangtuanya. Prinsip yang saya tahu dan diajarkan orangtua saya sih begitu. Kalau perlu banting tulang, kepala jadi kaki dan sebaliknya, memang itu tanggung jawab orangtua. Anak-anak kan tidak pernah meminta dilahirkan, sebagai orang-orang yang bertanggung jawab meng'ada'kan mereka di dunia, orang tua punya kewajiban penuh menghidupi anaknya.

Yang berikutnya, menurut saya salah pemerintah. Di Undang-Undang Dasar Republik ini, jelas disebut bahwa seharusnya mereka adalah tanggung jawab negara. Tapi sepertinya peran negara belum maksimal dalam menuntaskan masalah-masalah sosial di kota besar.

Anak-anak seusia itu seharusnya bermain dan belajar di sekolah. Menikmati semua yang orang dewasa tidak lagi bisa lakukan.

Masih dimimpikan dan dibayangkan bagaimana dunia yang lebih baik, sewaktu tidak lagi ada anak-anak kecil, dibawah umur, yang hidup di bawah garis kemiskinan, yang melewatkan masa kecil yang ceria, dan sebagai gantinya harus membanting tulang mencari sesuap nasi ditengah derasnya hujan.


Rabu, 29 Oktober 2014

Natur Manusia, Ego, dan Upaya Menolaknya

Manusia itu makhluk yang egois. Iya ga sih?

Bohong banget rasanya kalau ada orang yang bisa bilang dia ga memikirkan dirinya sendiri lebih dulu dibandingkan orang lain. Bahkan orang yang paling baik dan tulus *apapun ide dan definisi soal tulus dan baik itu* bisa jadi sebenernya memikirkan kepentingan dirinya sendiri dulu.

Ada beberapa kondisi yang membuat keegoisan manusia itu melunak. Salah satunya cinta. Cinta bisa membuat manusia lebih peduli, lebih tulus, lebih mau berbagi.

Kasih orangtua terhadap anak, kasih saudara, kasih sahabat, kasih sepasang pria dan wanita.

Coba deh, pasti kita mau melakukan apa saja buat orang yang betul-betul kita sayangi. Berapa kali kita melihat orang tua kita mengalah demi kepentingan kita, atau kita mengalah demi kepentingan adik kita, atau sahabat yang rela memberikan waktu atau miliknya yang lain, atau bagaimana kita rela memberikan apapun untuk orang yang kita sukai.

Tapi bahkan, kasih semacam itu pun bisa jadi masih mengandung keegoisan dan kepentingan diri sendiri. Semua ada ambang batasnya. Kalau kita berani bercermin dengan jujur terhadap diri kita sendiri, pasti kita menemukan unsur 'diriku sendiri dulu' atau 'apakah ini merugikanku' atau 'bagaimana dengan diriku' dalam hati kita, bahkan seberapa pun besarnya cinta kita pada seseorang. Semakin besar rasa cinta, tentu nilai-nilai egois itu berkurang, tapi sepenuhnya hilang? Hmm mungkin tidak.

Saya percaya bahwa saya hanya mengenal satu Kasih yang sejati di dunia. Kasih yang bebas dari keegoisan dan kepentingan. Kasih dengan motif yang bersih dan murni. Dan kasih itu saya percaya hanya ditemukan dalam diri Yang Mahakuasa. Sementara kita manusia, yang sudah tercemar banyak hal *boleh saya sebut dengan istilah kehilangan citranya* pasti memiliki sisi egois dalam diri kita.

Lalu, apakah egois adalah bagian dari natur seorang manusia? Entahlah. Opini saya mengatakan tidak. Saya percaya bahwa setiap manusia diciptakan murni tapi dosa (keserakahan, keegoisan, keinginan memuaskan diri sendiri) membuat keegoisan tidak mau pergi dari diri kita.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Saya percaya bahwa kita setidaknya bisa berusaha dan belajar untuk tidak memikirkan diri sendiri lagi. Untuk semakin menjadi serupa dengan Sang Pencipta. Kalaupun keegoisan tidak bisa dihilangkan sepenuhnya saat kita masih bernapas dan hidup di dunia ini, tapi setidaknya kita belajar untuk menghormati kepentingan orang lain, belajar peduli pada kepentingan dan perasaan orang lain. That's all

Senin, 27 Oktober 2014

Perempuan : Jalanan dan Mimpi Satu Hari Nanti

Perempuan.

Lagi-lagi berkat observasi saya dari dalam angkutan umum hehe.

Saya perempuan, berusia 23 tahun. Saat ini saya sedang berjuang untuk meraih gelar Master di salah satu universitas *yang dengan bangga boleh saya sebut universitas saya hehe* terbaik yang ada di negara ini. Di sela-sela kuliah, saya bekerja di lab kampus, dan mengajar kalkulus untuk anak tingkat satu. Di waktu lenggang, saya suka menulis, nonton bola, membaca, main, nonton, dan semuanyaaaa.

Saya sangat bersyukur untuk hidup baik yang Tuhan berikan untuk saya.

Tapi ternyata tidak semua perempuan seberuntung saya, setidaknya menurut saya.

Seringkali saya melihat sosok-sosok perempuan, rasanya sebaya dengan saya, dengan anak bayi di gendongan plus anak balita di genggaman, menaiki angkutan umum. Bukannya saya mengatakan, bahwa menikah di usia muda atau mempunyai anak di usia muda itu salah. Ga laaah. Itu pilihan, dan sometimes, that's actually is a very good choice for some women. Tapi buat beberapa wanita yang saya temui, entahlah, saya rasa mereka dan anak-anak yang mereka bawa, pantas untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik.

Belum lagi soal pengamen-pengamen wanita yang sering saya temui di angkot juga. Juga ibu-ibu yang sudah sangat tua, yang saya lihat meminta-minta di jalan raya kota Bandung.

Saya ga suka aja melihat perempuan yang hidup susah payah dijalanan. Rasanya ga semestinya begitu.

Mungkin keadaannya akan berbeda kalau perempuan-perempuan Indonesia memiliki taraf pendidikan yang lebih baik dan bisa berdiri di atas kakinya sendiri.

Saya membayangkan, bahwa wanita-wanita sebaya saya, berada di universitas, belajar untuk mencapai posisi tertinggi yang bisa mereka capai. Bukan berada di jalanan, dengan beberapa anak sekaligus, kelihatan repot bahkan untuk memikirkan dirinya sendiri. Bukan berada di jalanan, sana sini minta-minta belas kasihan orang.

Entah kapan yaa hal itu bisa jadi kenyataan. You may say I'm a dreamer, but maybe someday. Saat semakin banyak orang yang peka dan peduli dengan keadaan di sekitarnya, dan mau membantu membuat perubahan sekecil apapun itu. Setidaknya, punya kesadaran dan keinginan untuk membantu.


Goodbye Soccer!!

Ketika cewe-cewe seumur saya dulu *pas SMP sama SMA* berlangganan majalah-majalah remaja yang isinya mengenai fashion dan fenomena F4, saya memilih berlangganan tabloid Soccer. Setiap minggu ga pernah absen. Padahal saya harus menyisihkan uang jajan saya yang dulu ga banyak *hahahahah*, tapi saya tetap setia mengumpulkan hadiah poster yang dibagikan majalah Soccer setiap minggunya, sampai semua daun pintu yang ada di kamar saya penuh dengan poster hadiah majalah Soccer.

Belakangan, setelah kuliah, saya ga pernah langganan lagi sih. Udah ada internet cuy hehehe. Dan ternyata belakangan saya baru tahu, kalau tabloid favorit saya ini sudah ga berproduksi lagi.

Yaaah, agak sedih sejujurnya. Sempat berpikir buat langganan lagi sejujurnya *bukan bullshit ini hehe*.

Selamat tinggal Soccer! Terimakasih sudah menemani saya menjadi remaja cewe yang cool abis. Yang beda dari remaja wanita lainnya. Pecinta bola. Dan terimakasih untuk poster-posternya!! Sebagian besar masih tertempel rapi di kamar saya dan saya harap akan selalu begitu. :)

Kamis, 23 Oktober 2014

The Degree of Sloppiness

"A little bit sloppy" adalah deskripsi gw pada diri sendiri. Tapi kenyataannya, bukan cuman "little bit" tapi sangat sloopy.

Laptop kemasukan air itu bukan yang pertama kali, tapi yang kedua kali dalam kurun waktu empat bulan. Waw. Mecahin frame yang baru dibeli paginya buat hadiah orang dilakukan tiga hari setelah insiden laptop kemasukan air. Sampai-sampai malam itu saking kesel dan sebelnya sama diri sendiri akhirnya air mata tumpah juga walaupun cuman dua tetes hahahahha.

Kalau orang-orang disekitar saya menjadikan semua kecerobahan itu sebagai bahan becandaan, sebenernya saya biasa-biasa aja sih. Malah saya selalu ikut menertawakan diri sendiri. Tapi kejadian laptop, frame dan semuanya dalam satu minggu kemarin kayaknya sudah agak kebangetan bahkan untuk standar saya sendiri. Bukannya sengaja, tapi memang begitulah.

Teman saya dengan cukup bijak memberi analisisnya bahwa semua itu terjadi karna saya ga aware  dengan keadaan sekitar dan kadang terkesan tidak peduli. Meletakkan segala sesuatu sembarangan. Ga rapi, dsb.

Yah, apa yang sudah terjadi, terjadilah.

Buat saya yang penting adalah saya belajar dari semua kesalahan dan kebodohan itu.

Dan saya belajar. Belajar bertanggung jawab sendiri untuk semua yang saya buat. Belajar untuk lebih aware dengan barang-barang milik saya dan lebih peduli pada masalah safety.

Yah, kalau kata Phoebe nya Friends, "Bad things sometimes happen in life. You just have to take your lesson and hopefully can grow."

Do not make it as a big deal, but take lesson from mistake I've made and be a better person. That's it.

Senin, 13 Oktober 2014

Komedi Tadi Malam

Ceritanya, akhirnya ibu gw baru berhasil diyakinkan untuk mengganti HP ke sistem android. Kemarin malam, ibu gw di ruang tamu berusaha mengotak-atik hpnya, sementara gw di dapur motong-motong mangga.  

Mama : Ka, ini gimana masukin kartunya? 
Gw      : Masukin aja, buka hpnya terus masukin. *dengan gaya teriak-teriak dari dapur*

Satu menit kemudian...
Mama : Kok ga mau nyala-nyala hpnya? Udah dimasukin nih kartunya. *dengan gaya teriak dan       panik*
Gw     : *Mikir sejenak, apa yang salah* Kartunya terbalik ga? *masih acuh meninggalkan dapur*

Satu menit kemudian...
Mama : Eh, ternyata batrenya tadi ga dimasukin.
Gw : Err.. err.. err

Hadoooh. Dipaksa ngakak-ngakak tadi malam. 

Jumat, 10 Oktober 2014

Cerita Penjual Tahu Sumedang dan Dunia yang Lebih Baik

Berkat setiap hari naik ancot *atau kalau sekarang sih bahasa populernya ngancot hahahahah* saya jadi banyak ketemu orang.

Pagi ini saya satu angkot dengan bapa-bapa penjual tahu sumedang. Bapa paruh baya ini membawa dua keranjang besar yang bertuliskan 'tahu sumedang' besar berwarna putih dan kayu yang biasa digunakan untuk menggendong keranjang tersebut.

Karna saya kurang kerjaan, saya curi-curi memperhatikan bapa ini. Bukan karna bapanya ganteng banget sih hahahah, tapi pengen liat aja. Separuh rambutnya berwarna putih, persis kayak rambut orangtua saya dirumah, bajunya berwarna abu-abu dan sudah agak lusuh. Bapa ini mengenakan sepatu olahraga nampaknya, Yang sudah agak usang juga sejujurnya.

Tiba-tiba saya merasa iba. Habis, saya ga habis berpikir, berjualan tahu sumedang gitu memang untungnya berapa sih. Tiba-tiba saya yang suka agak kelewat imajinatif membayangkan dia harus menghidupi keluargnya dengan keuntungan berjualan tahu sumedang yang saya yakin pasti ga banyak *bukannya bermaksud underestimate sihh*.

Sejujurnya saya juga yah ga bisa banyak berbuat apa-apa juga sih. Tapi sedih aja.

Ini sih masih mending jualan tahu sumedang. Saya pernah ketemu bapa-bapa yang jauh lebih tua, jualan tangga, tangga cuuuuy, keliling kompleks. Bayangkan, dia memikul satu tangga yang panjang itu loh, dari kayu, dibawa-bawa keliling-keliling berharap ada yang beli. Yang mana, jelas kan orang ga akan beli tangga setiap hari. Pernah juga saya ketemu bapa-bapa penjual ulekan. Tau? Itu loh yang dipake buat ngulek sambel. Ibu saya punya ulekan dari batu, tau ga belinya kapan? Ih saya juga udah gatau, saking lamanya itu ulekan dibeli, ya abis dari batu kan, ga rusak-rusak laah. Jadi intinya yah, ulekan kayak begitu jarang kali ada yang beli. Iya kan?

Miris ya. Kalau buat saya sih miris, ga seharusnya orang setua itu bekerja sedemikian rupa. Itu sih pendapat saya pribadi. Dan kenapa juga harus ada orang yang bekerja macam begitu. Ga seharusnya juga kan. Pekerjaan yang sulit, dengan upah yang minim.

Masih rendahnya taraf kehidupan di negara ini membuat hal-hal macam begitu masih terjadi.

Saya dan kebanyakan dari kita sih beruntung, punya taraf kehidupan yang jauh lebih baik. Bisa sekolah setinggi ini, punya kesempatan untuk punya pekerjaan yang jauh lebih layak.

Seharusnya kita yang punya kesempatan untuk mencicipi hidup yang lebih baik ini ambil bagian untuk menolong orang-orang seperti itu.

Untuk saat ini, yang bisa saya lakukan sih ga banyak. Kalau ketemu nenek-nenek penjual cemilan di depan itb *neneknya udah tua banget seriusan, yah namanya juga nenek-nenek sih hehehe, tapi tua banget ciyus*, saya kasi aja uang lebih, abis disuru beli cemilannya juga pasti ga saya makan. Atau kakek-kakek penjual amplop di depan salman itb *wuuih kake ini juga udah tua banget ciyus deeh, dan agak susah diajak berkomunikasi*, ga ada salahnya kan dikasi uang lebih kalau beli amplop. Yah selain itu, untuk sementara saya gabisa ngapa-ngapain lagi. Kesel rasanya, ga bisa ngapa-ngapain hahaha. Tapi saya percaya kebaikan yang ditunjukkan setiap hari itu akan berdampak banyak kok. Mulai deh peduli sama orang-orang yang lebih susah dari kita. Berempati. Dan semoga dunia ini jadi tempat yang lebih baik untuk ditinggali.

Kamis, 09 Oktober 2014

Maraton, bukan lari 100 m woy!

Kemarin, sehabis kuliah EOR, salah satu dosen favorit saya di TM, Mas Septo memberi wejangan singkat. Beliau bilang, hidup itu bukan kayak lari seratus meter, tapi lari maraton. Bukan soal siapa yang paling cepat larinya, tapi siapa yang kuat dan bisa bertahan, tekun menyelesaikan lomba lari.

Belakangan ini saya luar biasa rajin lari. Dua kali seminggu, ga mau absen. Rata-rata 2.4-3.2 km. Kadang kalau lari sama Bang Amry bisa menyentuh angka 3.6 km. Kalau bareng Tita doang dulu kadang hanya menyentuh 1.6 km sajaaa hehe. Tapi kalau lari sendiri, 7-8 putaran saraga itu selalu dijalani. Saya bukan pelari yang cepat, jujur saja, tapi lumayan kuatlah staminanya untuk ukuran cewe, minimal diantara temen-temen lari cewe saya lah. Dan saya ga pernah jalan kaki, jadi konstan lari terus.

Paragraf dua itu agak pamer sih hehehehehe ;p. Tapi intinya, saya tahu bahwa untuk berlari jauh memang perlu kemauan dan ketekunan. Dan itu yang dimaksud Mas Septo.

Mas Septo bilang, dan saya percaya mengingat usia dan pengalaman beliau, kalau orang sukses itu bukan orang yang kelihatan paling menonjol, tapi orang yang secara konstan mau bekerja keras, tahan banting, tekun, dan tidak mudah menyerah.

Itulah hidup, hidup itu kayak lomba lari maraton yang panjaaang banget. Cuman orang-orang dengan kemauan keras dan daya tahan yang kuat yang bisa menyelesaikan lomba dengan baik. Kalau kena angin dikit aja udah sedih, galau, dan nyerah, mending ke laut aja sana hahahaha.

Refleksi ke diri sendiri sih sebenarnya. Belakangan ini rasanya cape banget dan kadang ada banyak hal yang bikin takut menghadapi dunia ke depan. Belum lagi urusan personal yang lagi sangat amat menyebalkan. Tapi itu bodoh banget seriusan. Hidup itu buat dijalani dengan tekun, harus kuat dan tetap semangat. Kayak lagi lari maraton. Harus bisa finish!

Jumat, 03 Oktober 2014

Be a stand up girl!

Jadi cewe itu harus bisa mandiri, bisa berdiri diatas dua kakinya sendiri. Kalau bisa cari uang sendiri kenapa ga? Bagus banget kalau disekitar kita ada cowo-cowo yang gentlemen, kalau ga ada mau gimana? Jadi harus bisa ngurus diri sendiri dengan baik juga. Jangan terlalu manjaa.

Kalau kata Julien, dosen IFP yang langsung diimpor dari Paris buat ngajar surface facility selama satu minggu, in France, no matter you are small or tall, thin or big, white or black, you are beautiful when you can stand on your feet. 

Mandiri dan percaya diri. Ga peduli kamu laki atau perempuan, selama mau bekerja keras dan berusaha, kamu bisa raih apa aja dan jadi apa aja.

Rabu, 01 Oktober 2014

Nikmatnya bekerja itu sederhana ternyata.

Biarpun gaji saya dari lab ga banyak, tapi bahagia banget rasanya sewaktu bisa ntraktir mama sama ade saya makan dari hasil keringat saya sendiri.




Minggu, 28 September 2014

Alam, Fashion, dan Pemikiran yang Dangkal

Suatu siang yang cerah, saya iseng-iseng membuka suatu situs berita. Di situs berita tersebut terdapat berita yang menarik perhatian saya, yaitu mengenai penggunaan bulu kelinci pada produk-produk fashion kelas atas dunia.

Saya pun menelusuri berita tersebut sampai ke beberapa situs berbeda dan bahkan mengakses langsung web lembaga penelitian yang mem-publish berita tersebut. Hasilnya sangat mengejutkan.

Situs tersebut mengunggah cerita mengenai kejamnya metode yang digunakan peternakan-peternakan kelinci di Spanyol saat mengambil bulu kelinci yang kemudian dijual untuk produk fashion merk papan atas dunia.

Saya tidak bisa mendeskripsikan betapa jijiknya saya ketika melihat tayangan video yang diunggah situs tersebut. Bagaimana kejamnya manusia memperlakukan binatang hanya untuk mantel bulu.

Berikut adalah link video tersebut :
http://www.thediscerningbrute.com/2014/09/18/major-fashion-brands-must-respond-to-cruelty-on-rabbit-farms/ *entah masih bisa ditonton atau tidak*

Saya sampai sedikit meneteskan air mata melihat bagaimana cara kelinci-kelinci tersebut diperlakukan. Mereka tidak diperlakukan selayaknya sebagai makhluk hidup yang sama-sama diciptakan Tuhan, tapi lebih sebagai komoditas pemuas nafsu manusia saja. 

Saya juga masih mengkonsumsi berbagai produk dari hewan. Saya hampir setiap hari mengkonsumsi daging ayam sepertinya dan berbagai dairy product. Namun setahu saya terdapat aturan bagaimana cara memperlakukan binatang-binatang tersebut. Dan apa yang saya lihat di video tersebut sangat amat kejam, jujur saja. 

Saya juga sadar saya bukan vegetarian, dan mungkin banyak orang akan menilai bahwa saya tidak berhak mengatakan hal-hal seperti ini. Tapi menurut saya, sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan, kita harus bisa hidup berdampingan dengan harmonis dengan semua makhluk ciptaan Tuhan. Penggunaan bulu binatang hanya untuk komoditas kecantikan jelas-jelas tidak dapat diterima. Apalagi bila cara mengambilnya kejam sekali. 

Kadang menurut saya pribadi, hal tersebut berakar dari pemahaman sempit dan arogan manusia bahwa mereka adalah makhluk Tuhan yang satu-satunya istimewa dan paling special. Please deh, omong kosong banget itu. Apa karna kita berakal budi, maka kita berhak untuk merusak alam ini seenak jidat kita. Arogan sekali. Justru karna kita dianugrahi akal budi dan pengertian oleh Yang Maha Kuasa, maka kita harus bisa memperlakukan makhluk ciptaan lain dengan hormat dan mengelola mereka dengan baik. 

Saya jelas-jelas menentang penggunaan produk hewan apapun hanya untuk alasan sepele, seperti kecantikan. Dangkal. Egois. 

Stop penggunaan bulu dan kulit untuk fashion! Menyiksa hewan hanya untuk fashion hanya tindakan pengecut arogan dengan pola pikirnya yang dangkal. 




Rabu, 24 September 2014

Gaya Gravitasi-ku

Doa gw :

"Ya Tuhan, ajar saya untuk menjadikan Engkau sebagai sumber gravitasi saya, seperti memang seharusnya demikian. Bukan seperti saat ini, ketika ke-'aku'-an masih menjadi gaya gravitasi dan poros bagi kehidupan saya. Ketika kasih bagi-Mu dan bagi sesama masih sering dikalahkan demi kasih pada ke-'aku'-an. Ketika saya belum bisa dengan tulus mengatakan, Jadilah kehendak-Mu dalam hidupku. Ketika kehendakku dan ke-'aku'-anku masih menjadi nomor satu.

Supaya saya menyadari bahwa meskipun saya manusia berdosa yang jauh dari kesempurnaan, dan mustahil menjadi sempurna bagi diri saya sendiri, tapi setiap hari belajar untuk menjadi sempurna di dalam kasih-Mu."

Kamis, 18 September 2014

At Least You Have One Fan :D

Ada satu lagu yang saya suka banget dari soundcloud-nya teman saya. Karna cuma instrumental dan pengen denger liriknya, saya coba-coba cari lagunya di Youtube dengan berbekal asumsi kalau kebanyakan lagu di soundcloud itu cover biasanya hehe.

Tapi setelah beberapa kali mencari di Youtube, ga nemu-nemu juga dong. Yang muncul aneh-aneh gitu dan ga sama kayak yang teman saya mainin.

Akhirnya, dua malam yang lalu, saya berani nanya juga sama teman saya dan ternyataaaa, itu lagu ciptaan dia sendiri doooong. Hahahahaha. Yaiyalah, mau dicari ampe kapan tau juga juga ga bakalan nemu-nemu di Youtube hehe.

Lagunya enak, serius. Saya suka banget. Ga bilang sama teman saya itu sih, takutnya dia melayang lagi hahahaha, gawat ntar, tapi dari semua lagu yang di-upload, lagu itu yang saya paling suka dan paling sering saya denger. Lagian kelihatannya dia ga begitu suka dipuji dan saya ga mau kelihatan fake dan suka menjilat. Pas ditanya, dia bilang dia bikin lagunya iseng aja. Hahahahahaha, kalau yang iseng aja sebagus itu, terus gimana yang serius cobaaa.

Sebenarnya saya pengen kasi link lagunya, tapi karna belum dapet ijin dari pencipta lagunya saya ga berani kasi linknya hehe. *sayang sekali yaa*.

P.S Sometimes you're seemed do not realize how talented you are.  Just so you know, that I really like hear your sounds. At least you have one fan, don't you? Hahahaha. So start believing your self. :)

Sabtu, 13 September 2014

Mirisnya Kehidupan Wanita di Jalanan Kota Bandung

Malam ini, ketika angkot yang saya tumpangi berhenti di perempatan kota Bandung yang ramai, tiba-tiba seorang wanita muda, kira-kira seusia saya menaiki angkot. Bukannya duduk di kursi penumpang, wanita ini malah duduk di bawah, dengan berbekal gitar kecil *saya gatau namanya apa* dia mulai menyanyi. Suaranya yang biasa-biasa aja menurut saya memecah keheningan dalam angkot. Setelah selesai menyanyi, wanita ini menjulurkan tangan, berharap mendapat uang recehan dari para penumpang.

Entah kenapa saya merasa miris sekali ketika memandang wanita muda ini. Pakaiannya agak kotor, rambutnya dikucir kebelakang, dan tatapannya memelas sekali. Saya terbiasa melihat beragam pengamen di jalanan. Ada yang tua, muda, bahkan anak-anak. Kalau yang muda, respon saya biasanya judes, sambil berpikir dalam hati, masih muda kenapa ga cari kerja yang lebih baik sih. Kalau ketemunya sama yang anak-anak, saya merasa kasihan dan mulai berpikir, "ini ema bapanya mana sih, tega bener" dan rasa kasihan saya bercampur dengan emosi. Tapi melihat wanita muda ini mengamen, yang ada dalam pikiran saya adalah rasa kasihan bercampur miris.

Mungkin karna saya juga perempuan kali yaa. Rasanya ga pantas begitu ada perempuan manapun yang harus hidup di jalanan dan berprofresi seperti itu. Apalagi kehidupan dijalan itu keras. Banyak preman dsb.

Saya termasuk perempuan dengan filosofi perempuan juga harus bisa kerja dan mandiri. Kita harus bisa berdiri di atas kedua kaki kita sendiri. Kalau bisa cari uang sendiri juga, kenapa ga. Tapi ga dengan profesi seperti itu juga. Nasib seperti apa yang membuat perempuan muda, seusia saya harus bekerja seperti itu.

Entah siapa yang harus disalahkan, apa pribadi wanita tadi? Apa tidak ada pekerjaan lain yang lebih baik yang bisa dikerjakan? Atau salah pemerintah yang membiarkan warga negaranya hidup seperti itu? Atau salah keluarganya? Atau salah kita sebagai masyarakat yang membiarkan?

Entah siapa yang salah, tapi yang pasti, saya tetap pada pendirian saya bahwa tidak sepantasnya ada satu orang perempuan yang bekerja di jalanan.

Saat ini saya juga tidak tahu apa yang bisa saya lakukan. Tapi pasti ada satu cara..

Minggu, 07 September 2014

Soal GBS, selera musik, antimainstream, dan cowo macho Indonesia

Semalam nonton konser di Sabuga bareng Friska dan anak matematika yang lain. Dua kata : Seruuuu Abis!!!

Ada banyak artis yang tampil, ada Mocca, Gugun Blues Shelter, Tulus, Raisa, Naif, dan Maliq. Kereeen sih walaupun panitianya sedikit menyebalkan sejujurnya heheheh ;p. Banyak banget penonton yang ngeluh soal profesionalitas panitianya.

Band yang paling saya tunggu-tunggu ada dua, Gugus Blues Shelter sama Naif. Kalau sisanya yaa saya enjoy-enjoy aja sihh tapi ga nunggu-nunggu banget. Dan penampilan Gugun Blues Shelter kemarin menurut saya gila keren abiissss, tuh 's' nya ampe panjang banget. Jujur aja saya ga banyak suka sama band-band Indonesia hehehehe. Tapi Gugun Blues Shelter ini menurut saya musisi Indonesia yang punya selera musik tingkat tinggi, main musiknya keren abis, dan lagu-lagunya keren punya. Gugunnya Gugun Blues Shelter sendiri adalah salah seorang gitaris blues yang dikenal jago banget main gitarnya *coba aja dengerin solo performance-nya doi, gilaaaa!!!*.

Cuman yang aneh buat saya, sewaktu Gugun Blues Shelter tampil, banyak banget penonton yang kurang antusias. Bahkan ada cewe-cewe SMA di sebelah saya yang jelas banget cuman datang karna nunggu Raisa dan Tulus, nyeletuk sewaktu Gugun manggung, aduuh lama banget sih, ganti dong. Zzzzzzzz.

Yaah, sebenarnya ga aneh-aneh banget juga sih, musiknya GBS kan memang ga 'mainstream', bukan selera orang Indonesia kebanyakan lah. Kebanyakan anak jaman sekarang sukanya musik melow-melow soal kegundahan, patah hati berlebihan, dan cinta masa remaja. Yang didengernya juga cuman musik mainstream mulu. Kalau ga korea-korea-an, denger boyband-girlband Indo yang maaaaaaf banget, tapi jujur aja lagunya begitu-begitu aja, kurang banyak variasi harmoni dan jelas yang dijual tampang.

Yah jahat sih saya bilang gitu hehe. Sori yeee. Tapi itu bener.

Sebagian anak muda ada juga yang suka Maliq, Tulus, Naif. Musisi-musisi Indonesia yang menurut saya keren juga. Dan kemarin jelas banget pas Tulus tampil semua suka dan memang menurut saya oke punya lah. It's fair enough.

Tapi GBS, yang musiknya okeee banget, sampai diakui orang Eropa sama Amerika disana, eh di Indo malah ga banyak yang suka. Sedih yaaa.

Kalau cewe-cewe sih masih mending lah ga suka. Mungkin karna musiknya campuran antara blues dan rock kali yaa. Tapi kalau cowo-cowo masih pada ga doyan juga, kayak yang saya lihat di konser kemarin, buset, saya ga ngerti lagi. Kebanyakan cowo datang cuman buat nonton Raisa. Raisa juga bagus sih. Tapi cowo gitu. Hadoooooh. Macho dikit napa. hehehe. Masa kalah ama gw, cewe berbadan kecil, tapi  datang karna GBS dan teriaknya kenceng abis pas mereka tampil.

Cuman segelintir cowo semalam yang ikut nyanyi lagunya GBS dan pas saya nengok, mereka memang kelihatan cowo sejati yang macho-macho.

Selera itu bukan sesuatu yang bisa dipaksakan atau diukur karna sifatnya subjektif. Tapi secara umum, menurut saya, cowo-cowo jelas lebih macho kalau musik favoritnya juga manly, musik yang ada unsur rocknya, bluesnya, bukan girlband lah, penyanyi solo wanita lah, atau kumpulan artis porno Jepang yang membentuk girlband-girlband-an dengan lagunya yang itu-itu aja.

Yaaah, sori banget kalau tulisan dan opini saya offensive. Maaf. Tapi nyatanya memang selera musik kita itu jangan cuma yang mainstream. Musik itu sesuatu yang indah dan kayaaaa banget. Dan sedih rasanya melihat banyak banget generasi muda Indonesia sekarang yang ga begitu mau mendengar jenis musik yang bagus dan kaya. Dan sedih banget ngeliat cowo-cowo sekarang yang seleranya bahkan lebih feminin dari gw yang cewe. Please be a man. Sono dengerin lagu rock, jingkrak-jingkrak, suka-suka deh. Bukannya ga boleh dengerin yang melow. Saya juga kadang dengerin. Tapi kalau cowo, yah jangan lebih feminin dari cewe dong seleranya.

Come on guys, Explore semua yang bisa kita dengar. Pilih musik yang berkualitas untuk didengar. Dengan begitu, kita juga mendorong perkembangan musik Indonesia ke arah yang lebih baik, bukan cuman kayak sekarang, niru, jiplak, menonjolkan seksualitas dan penampilan jadi andalan utama beberapa musisi-musisi kita.


Rabu, 03 September 2014

I am young, yes I am!!

I am young!!!

I'm young, I'm supposed to have a lot of dreams. I'm supposed to achieve the dreams no matter how hard they are.

I'm young, I'm supposed to do not say 'impossible'. Everything is possible for me. I can sing "I believe I can fly" and if I want, I can fly.

I'm young, there's a lot of energy in me, so sometimes it's okay to be the 'yes man/woman' and let the life take us wherever it want.

I'm young, I love doing exercise, and I want to do it more and more.

I'm young, I want to have thousand adventures in my life. I want to go to every beautiful places in the world.
I'm young, I want to see the music concerts, I want singing, dancing, everyday in my life.

I'm young, I want to try many new different things. Maybe I can go to the moon sometimes, who know? Try different foods, drinks, new hobbies, everythiiiing.

I'm young, it's okay to have broken heart several time. I'm allowed to be falling in love several time till I find the one. It's okay to cry at the night, but in the morning wake up again with new spirit.

I'm young, I love my life!!

Senin, 01 September 2014

Save Our Tigers!!!

Tahukah kamu?

Populasi harimau di alam liar kini tinggal 3200 ekor. Padahal kabarnya, seratus tahun yang lalu, atau lebih tepatnya pada tahun 1914, populasi macan di alam liar terdapat kurang lebih 100.000 ekor. Bayangkan, populasinya kini hanya sekitar 3 persen. Informasi ini saya dapat dari National Geographic.

Apa sih penyebab kepunahan macan-macan yang lucu dan unyu tersebut. Setelah melakukan riset sederhana dengan membaca beberapa artikel, ternyata eh ternyata, hilangnya harimau tersebut dikarenakan kerusakan habitat harimau, yaitu hutan oleh manusia lewat ilegal lodging, pembakaran hutan untuk perkebunan dan pemukiman, dll, juga dikarenakan perburuan ilegal atau dalam istilah kerennya poaching yang terus meningkat di seluruh dunia. Harimau-harimau tersebut diburu untuk diambil kulitnya yang dikenal oleh bernilai sangat tinggi dan tulangnya, yang merupakan bahan pembuatan obat tradisional Cina.

Kabarnya, di negara-negara Asia Timur utamanya, kulit harimau atau obat-obatan dari tulang harimau sangat dicari oleh masyarakat kalangan atas. Bahkan di Tibet, kulit harimau merupakan salah satu mas kawin yang banyak dipakai dan berharga luar biasa mahal. Barang-barang tersebut menjadi ukuran nilai sosial di masyarakat. Adanya permintaan tinggi dari pasar menyebabkan perburuan harimau terus terjadi.

Padahal kalau dipikir-pikir buat apa cobaa? Saya sih gahabis pikir sejujurnya. Fashion, prestige, semua hal-hal yang menurut saya sangat dangkal dan ga ada gunanya. Hal-hal sepele yang ga ada nilainya begitu, membuat kita tega membunuh hewan langka dan merusak ekosistem sendiri. Orang-orang yang pikirannya sempit itu.

Hidup berdampingan dengan alam menurut saya adalah natur manusia. Hidup harmonis dengan segala makhluk ciptaan Yang Kuasa. Keegoisan, keserakahan, dan paradigma manusia yang sering merasa dirinya sebagai makhluk Tuhan yang nomor satu dan paling penting, seringkali membuat manusia lupa tugasnya di bumi dan mengganggu makhluk lain.

Sebagai generasi muda, yang tentunya berpendidikan dan bermoral, sudah sepatutnya kita mendukung gerakan penyelamatan alam, termasuk terhadap populasi harimau ini. Bisa apa? Bisa mendonasikan materi kita ke lembaga-lembaga yang memiliki fokus penyelamatan harimau, kalau terjun sendiri nyelamatin macan susye kaan. Terus kalau kita tahu ada kerabat kita atau siapa yang mengkonsumsi barang-barang berasal dari harimau, harus kita tegur dan ingatkan. Dan tentunya, menyebarkan pesan dari kampanye penyelamatan harimau itu sendiri. Supaya semua orang tahu dan perubahan bisa terus digalakkan. Ingat, manusia tidak bisa hidup sendiri. Kita butuh sokongan alam untuk bertahan hidup. Ayoo, sebelum terlambat, save our tigers!!!

Sabtu, 30 Agustus 2014

Hidup itu ibaratnya kayak kamu lagi main petak umpet. Kalau kamu sudah tau tempat sembunyi teman-teman kamu, terus ngapain main petak umpet lagi? Ga seruuu..

Hidup itu ibaratnya jaringan kabel listrik yang terbentang sepanjang rumah kamu. Kalau jaringan kabel listrik itu memuat daya yang lebih dari desainnya, kemungkinan besar kabel itu bisa meledak. 

Hidup itu memang didesain untuk penuh misteri. Semuanya serba gatahu dan penuh kejutan. Tapi itulah menariknya hidup. Masa depan itu memang didesain untuk unpredictable, karna seperti kabel listrik tadi, kalau kepala kita memuat terlalu banyak, kita bisa meledak. Pengetahuan tentang masa depan sama sekali tidak dibutuhkan. Hidup lebih seru dijalankan, karna banyak bangeeeet unsur-unsur kejutan didalamnya. Kekhawatiran pada hal-hal yang belum terjadi itu sejujurnya hanya buang-buang waktu dan bertolak belakang dengan nature manusia. 

Hidup itu indah kalau dijalani dengan ikhlas dan fokus pada kekinian. Do you agree with me?

Selasa, 26 Agustus 2014

Here's about the mistake..
Sometimes even when you know it's a mistake, you gotta make it anyway.

-Ted

I know it's a mistake, my friends told me like hundreds times,  but I still want to do it, because I know I want it, I'm crazy about it.

Minggu, 24 Agustus 2014

So sweeet tapi kurang talented, hmmm..

Sabtu kemarin, dari siang sampai sore ketemu Friska lagi. Rencananya sih mau bikin kartu ucapan buat Mega yang hari Sabtu kemarin berulang tahun. Selamaaat Megaaa!!! *kiss kiss hug hehe*. Karna Megi lagi di luar kota, kita yang 'so sweeeeet' meski sedikit kurang 'talented' dalam hal editing hehe berinisiatif membuatkan hadiah yang bisa ditag-tag gitu. Biar gahoool ceritanya hahahaha. 

Nih kartu yang kita buat berdua untuk Mega, isinya ucapan dari kita berdua plus dua sahabat baik kita yang lain, Dian-Tri yang sayangnya lagi di luar kota. 



Gimana kartunyaaa? Jelek yaaa? Hahahahahha. Iyaaa sih. Ga rapi sejujurnya, karna di laptop ini ga ada photoshop sih, jadi ngerjainnya pake word cobaa hehehe. Dan kalau diamat-amati, di ucapannya yang dibikin pakai textbox, masih ada garis-garisnya *yang baru kita sadari, setelah cowonya friska ngasih komen, ckckckckck*. Terus fotonya ga proporsional gitu loh. Ada yang terlalu banyak diperbesar arah horizontal lah, atau terlalu dipanjangin. Hmmm keliatan banget lah, kartunya dibuat di word doang dan yang buatnya super amatir hahahah. 

Yah agak jelek sih, sebenernya nyesel juga karna buatnya keburu-buru jadi ga maksimal. 

Tapi kalau menurut filosofi yang saya anut, sejelek apapun barang yang dibuat handmade, nilainya selalu jauh lebih besar karna kita ga mungkin membuat sesuatu dengan tangan kita sendiri, kalau bukan buat orang yang spesial buat kita. 

So, happy birthdaaay friend!! I know that the picture isn't good enough, but we hope the message is clear, we love you, we care about you, and we wish you all the best for your birthdaaay!!

Begitulaaaah. Tetep so sweet kan niat buat beginian buat teman? hehe


Sabtu, 23 Agustus 2014

It had to be you.. kalau kata Frank Sinatra

With all your faults, I love you still..
It had to be you, wonderful you.. It had to be you..

Hahahahahah, gila gila gila.

Jumat, 22 Agustus 2014

Someday I will see you Parissss!!

The city of light. The city where everything is romantic. 

That's my promise to my own self. 

For such a long time, I always wondering my self go travelling to Europe's cities, Milan, Venice, Manchester, London, Barcelona, Berlin, Vienna, and Paris. Those are beautiful cities with amazing art, music, culture, history, and architecture. Who doesn't want to go there? Go to the museum, drinking coffee at the artistic cafe, see the beautiful historical building, and of course see the natural scenery.

And now, when I get a training from a French's professor, Isabelle Frey, who is very kind by the way, the desire to go travelling to those city, especially to Paris just much much bigger. She told us a lot of stories about how wonderful Paris is. She told us about how she often go picnic to Versailles Palace, *VERSAILLES PALACE!!!* seeing the beautiful garden with her husband. And how she loves biking around the palace. She also told us about Montmartre, a hill at Paris with a lot beautiful architecture design. Waaaw. You can check at google if you don't believe me. 

She also told us about Louvre Museum, one of the largest museum in the world who has many paintings from great artists around the world. 

And the beautiful vineyards all around French who produce the best wine in the world. Waaaw. 

Waaaw. Waaaw. Waaaw. I can't stop saying that. And also the Seine River where we can rent a boat to see the Paris from river. And of course, the legendary tower, Eiffel Tower. Omg. Omg. 

Yeaah, there's more than hundred reasons to travel there. And I will go there someday. I will. 


Minggu, 17 Agustus 2014

F : Lo ngapain aja 17 agustusan?
R : Ga ngapa-ngapain. Di kompleks gw sepi. Semua individualis nampaknya. Kagak ada lomba-lomba.
F : Hahahaha, ini gw lagi nemenin anak sekolah minggu lomba 17 agustusan di gereja. Lo ga gereja?
R : Udah. Yah, ga ada lomba yang bisa gw ikutin.
F : Hahahaha, lomba menuju pelaminan yuu.
R : Hahahahah. Lo ajaa.. *dalam hati, mentang-mentang baru jadian, hiks hiks*

Sepenggal percakapan lewat whatsapp di 17 agustusan, bersama temen gw yang baru jadian, yang kadang suka minta dijitak.

Hahahahahaha. Begitulah sahabat baik gw guys :))

Jumat, 15 Agustus 2014

Be who you are and say what you feel, because those who mind don't matter, and those who matter don't mind" - B. M. Baruch

Jangan pernah bohongin diri sendiri dan jangan pernah jadiin diri kamu sendiri sebagai objek kebohongan. Bohong sama orang lain aja sudah jelek banget, apalagi bohongin diri sendiri. Diri sendiri harusnya bisa jadi tempat ketika kita bisa sepenuhnya jujur.

Kamis, 14 Agustus 2014

Be Your Star

You-- you alone will have the stars as no one else has them... 
In one of the stars I shall be living. In one of them I shall be laughing. 
And so it will be as if all the stars were laughing, when you look at the sky at night... 
You-- only you will have stars that can laugh.

Antoine de Saint-Exupery


*) I read this poet this morning from a magazine. It is beautiful, isn't it? Beautiful, if we can say something like that for someone we really care about. Telling them how you feel. Telling them that you're gonna try to make them laugh, every time. 

Selasa, 12 Agustus 2014

Sebelum bulan Maret, ga punya satupun..

Sekarang, tadaaaa


Punya duaaaaaa. Jersey kandang dan tandangnyaa. Yeay. 

You guys, too sweeet!! 

P. S Didedikasikan untuk teman sekelas dan teman navs yang ngasi hadiah :)

Minggu, 10 Agustus 2014

Many good things happen when you least expect it.. 

The way of this universe works sometimes makes me confuse. When you want something with high expectation, you start to lose it, but when you least expect, the best thing comes. What is wrong with you world? You're weird. However, I think that's how the world works. And because we still live in this world, we live by its rule, accept it. 

So for my own self, stop worrying. Stop acting tense and edgy. Just enjoy everything. It's good for your health, your soul, and your happiness. And who knows, the good things come happen to you. 

Selasa, 05 Agustus 2014

Kecil tapi Banyak yang Bisa Diambil, Hobbits!!

Akhirnya beres juga baca The Hobbit-nyaa!

Ih telat banget yaa padahal baru baca sekarang hahahaha.

Tapi ciyus deh The Hobbit karya J.R.R Tolkien itu bagus pake banget ceritanya.

Waktu saya SMA, saya sudah pernah baca novel karya J.R.R Tolkien yang lebih dulu tenar di Indonesia sih, The Lord of the Ring. Sewaktu SMA saya sudah suka banget sama karyanya J.R.R Tolkien yang sampai diangkat ke layar lebar itu. Tokoh favorit saya pastinya Aragorn sih. Strider keren yang sebenarnya adalah pewaris tahta Gondor.

Kalau novel The Hobbit berbahasa Indonesia sendiri seingat saya baru mulai terbit di Indo setelah kisahnya diangkat ke layar lebar oleh Peter Jackson, sutradara trilogi LOTR juga. Nah karna sudah lebih dulu nonton filmnya dan ternyata lihat di Gramedia bukunya juga sudah terbit, saya kepingin baca, cuman baru kesampaian dua minggu lalu.

Dengan waktu kosong yang begitu banyak juga, akhirnya novel tersebut selesai juga saya baca. Kisahnya kurang lebih sama lah dengan filmnya *yaiyalah*, kisah petualangan Bilbo Baggins, hobbit dari Shire yang dalam perjalanannya dengan 12 kurcaci dan Gandalf berprofesi menjadi pencuri. Tujuan dari perjalanan mereka sendiri adalah untuk merebut kembali harta para kurcaci yang dirampas naga tua ganas, Smaug di Gunung Sunyi kalau ga salah namanya. Hmm, setelah saya amati, ternyata kisah di novelnya itu lebih singkat. Film yang disutradarai Peter Jackson diberi tambahan cerita sana sini dan diberi bumbu kisah cinta romantis tak mungkin antara Elf (Peri) dengan Kurcaci. Di bukunya sendiri ga ada sedikitpun kisah romantis-romantisan karna desas-desus yang saya baca sih buku itu dibuat J.R.R Tolkien untuk anaknya yang masih kecil pada saat itu. Karna Peter Jackson berencana membuat trilogi dari satu novel saja, maka cerita-ceritanya pun ditambah disana-sini.

Nah, seperti biasa, kalau baca karya penulis-penulis besar macam J.R.R Tolkien pasti banyak tuh kan hikmah yang bisa dipetik. Banyak sih buat saya, misalkan tentang ketamakan terhadap harta. Jadi ceritanya setelah berhasil menemukan kembali harta mereka yang begitu banyaknya di Gunung Sunyi dan setelah Smaug berhasil dibunuh, kurcaci-kurcaci dipenuhi oleh ketamakan terhadap harta. Dan ketamakan itu jahat sekali, karna keinginan memiliki sendiri semua harta, mereka pun jadi melupakan persahabatan dan keadilan, juga mengabaikan hak orang lain. Walaupun akhirnya jadi baik lagi, tapi terlanjur banyak hal buruk yang terjadi karena sifat serakah.

Satu lagi yang menarik yang saya ambil dari novel ini adalah kisah si Hobbit sendiri, Bilbo Baggins. Sebagai seorang Hobbit, Baggins lebih suka stabilitas dan kenyamanan di rumah. Hobbits benci petualangan. Tapi setelah akhirnya dia berani mengambil resiko *dalam kasus ini sebenarnya dia agak 'dipaksa' sih hehe* keluar dari rumahnya yang besar dan nyaman, pergi keluar berpetualang ternyata dia menemukan banyak sekali hal menarik. Baggins menemukan sisi-sisi dalam dirinya yang dia tidak ketahui sebelumnya, menemukan teman-teman baru baik dari bangsa manusia, Elf, maupun kurcaci, juga akhirnya menemukan banyak harta.

Berani keluar dari zona nyaman, keluar dari ketakutan di kepala kita sendiri, dan mencoba hal baru. Kita ga tahu apa yang akan terjadi kalau kita bilang Ya pada satu kesempatan, beda dengan saat kita bilang Tidak, kita jelas tahu apa yang terjadi, ya ga ada yang terjadi. Kita menghilangkan kesempatan. That's it.

Selain itu, yang terakhir, Hobbit memang makhluk yang paling kecil dan paling lemah di antara manusia, kurcaci, dan Elf, tapi entah kenapa makhluk satu ini selalu memegang peranan penting dalam setiap kisah yang ditulis J.R.R Tolkien. Kenapa? Saya rasa karna Tolkien ingin menyampaikan pesan pada kita. Hobbit itu memang kecil, tapi mereka dikenal punya hati yang tulus, setia, dan juga jujur. Karakter-karakter seperti yang dimiliki anak-anak. Pada kenyataannya mereka memang agak dianggap anak-anak oleh karakter-karakter lainnya. Tapi justru sifat-sifat seperti itulah yang selalu pada akhirnya mengalahkan kejahatan.

Yah, itulah yang saya bisa ambil sarinya dari kisah menakjubkan yang ditulis sahabat C.S Lewis ini.

P.S Ga sabar nonton film ketiganya The Hobbit!!

Senin, 04 Agustus 2014

My Something

Something beautiful

Something perfect

Something stupid

Something blue

Yap, you are my something beautiful perfect, because you are. Something stupid, because you made me act totally like idiot sometimes. But also my something blue, something that I really want to have but I can't.

Minggu, 03 Agustus 2014

Ketemu Meiga baru-baru ini, teman SMA yang sudah 4 tahun ga ketemu..

Meiga : (Sambil telpon-telponan sama temannya) Iya ini gw lagi bareng ribka yang sekarang jadi cantik."
G        : Maksud lo dulu waktu SMA gw jelek?
Meiga : Hmm, iya. Waktu SMA lo kusut banget. Sekarang lo udah pake baju cewe.
G        : Hahahahaha *tawa sambil menelan ludah*

Yang digarisbawahi waktu SMA gw jelek menurut dia.

Hahahahah emang sih, SMA itu agak-agak masa kelam buat saya.

Sabtu, 02 Agustus 2014

Do satisfied, do not satisfied, at the same time

People never getting satisfied..

Yap, they are.

These couple weeks, sometimes there were some points in my life that I felt getting stuck and suck about my study. Those all begin with the meeting with my friends who has been working. They're talk about work, salary, everything that made me felt they are very success and I'm not.

I started to think that maybe, maybe it's a bad decision that I continue my study. I mean, I have a chance to get work last year but I didn't take it because this scholarship, and sometimes I felt how different my life would be if I took that job.

Once, one of my friend, over the conversation in Line told me that there's nothing in my life I need to feel regret. It will turn out to be something good in the future. But you know, remembering the theory is not the same with doing it.

But, also with the meeting with my friends days ago, I learned that they also do not feel satisfied with their job. Today I spent  a half hour to listen my friend complain about her job, how tired she was, and about she didn't have any passion in her job and she thought about quitting the job. Yesterday, I met some of my friends in a restaurant and two of them told us that they also have a plan to resign. It's about getting a better job, about salary, everything. And two other of them told me how lucky I am still studying right now in university, how they missed it and how tired working.

Actually, I do not really get it. I mean, me, who still studying, sometimes when my mind getting sick a little bit,  feel really want to end this, honestly. I really want to have job like them, making big money like them, wearing nice suit to the office with all of the working culture. Sometimes, I feel sick about my book, jeans, sneaker *in my case, crocs actually*, mid test, final test. And they who working now, also do not feel satisfied about their job. Isn't that funny? Yeah, it's just like rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau.

So I conclude that every unsatisfied thing in my mind is so stupid. Actually, it's not as bad as you think. You just see what others have is more interesting that what you have, although it is not totally true. Maybe it's normal that people never getting satisfied about their own life because that's natural and in the bright side, it also push you to keep pursuing better things in your life. If you getting satisfied quickly, maybe you just get enough, just sufficient, not reaching the best.  So I think it's okay if sometimes you a little bit feel unsatisfied about what you have now, but you also must know the limit. The limit is for me, also always remembering to look down sometimes, and then realizing that your life is also incredible. Like sometimes, also change your perspective. Sometimes when you look at it in different direction you will find that your life is not bad at all. Even, you also can feel grateful for your life.

The lesson is, feel thankful everyday for your life, remembering how wonderful it is, and how many people will give anything to have a life like you have, but also, do not feel satisfied with all you have quickly. Give times to your own self to pursue better things that you can have in your live.

Jumat, 01 Agustus 2014

Playing with dog is always felt amazing. It's like doing sport, it produces endorphine I think. 

Look how cute he is after bathing. He was cold..


Look his beautiful blue eyes..



Dog is amazing. Someday I will have one too when I have my own house :)

Selasa, 29 Juli 2014

Malam ini..

Me : Ma, ntar kalau ribka dapet gaji asisten lagi, ntar makan di Dakken yo.

Tiba-tiba saya ngomong begitu ke mama saya malam ini sehabis pulang makan malam.

Hahahahaha, berasa gaji gw sebanyak apa gitu yaaa. Satu piring steak di Dakken itu harganya 75 ribu rupiah belum termasuk pajak dan biaya service.

Tapi kadang, setelah lo bisa menghasilkan uang sendiri, ga peduli banyak atau sedikit, pasti lo juga pingin membagi apa yang lo punya dengan orang-orang penting dalam hidup. I just have one mother. And I have to make her happy. As simple as that. 

Jadi doa gw, Please give me Your bless in work Bapa, so I can make my parents happy. 

Senin, 28 Juli 2014

Saya bukan Tuhan toh. No Judje!

Saya tumbuh besar dalam lingkungan yang sangat konservatif soal agama. Sedari kecil, saya yang tinggal bersama dengan nenek saya, wajib pergi Sekolah Minggu *pelayanan untuk anak-anak kecil di Gereja* setiap hari Minggu dan karna saya anak sehat Indonesia yang jarang banget sakit, saya benar-benar, literally ke gereja tiap hari Minggu.

Dari kecil juga saya bersekolah di sekolah Katolik. Sekolah yang mewajibkan seluruh siswanya tanpa kecuali pergi ke Gereja pada hari-hari tertentu dan tentu saja mengikuti pelajaran agama setiap Minggu.

So, kalau ditanya soal cerita di Alkitab, bukan bermaksud buat besar kepala, tapi saya hafal semuanya. Serius.

Setelah kuliah, saya ikut kegiatan PMK, Navigator, dan bla-bla-bla yang berbau Kristiani.

Saya menikmati semuanya. Saya tidak pernah meragukan keyakinan saya. Tanpa keyakinan saya, saya bukanlah saya.

Tapi setelah saya tumbuh besar dan banyak menonton film barat tentunya, serta hidup di lingkungan yang semakin plural, saya banyak menemukan perubahan. Bukan dengan iman saya, tapi tentang pandangan saya mengenai dunia tempat saya tinggal. Salah satunya adalah tentang orang-orang yang punya ketertarikan dengan sesama jenis. Waw. Sensitif banget topiknya.

Oke, jujur, saya suka men-judge mereka. Saya jujur saja, jijik dengan perbuatan seperti itu. Menurut saya itu unnatural. Dalam keyakinan saya, Tuhan tidak pernah menciptakan hal seperti itu. Itu ga normal, freak, dan itu jelas-jelas perbuatan yang menjijikan. Begitulah yang saya yakini.

Tapi makin kesini, setelah banyak hal yang saya lihat, lucu sih, semua ini berawal dari serial komedi Modern Family. Tau? Sitkom keluarga asal Amerika yang ada Sofia Vergaranya itu loh. Nah di sitkom itu ada pasangan gay, Mitchell dan Cameron yang mengadopsi anak dan berupaya untuk hidup normal di masyarakat.

Entah sih, lucu rasanya menulis apa yang saya pikirkan saat ini. Entah kenapa juga saya tiba-tiba pingin membagi pikiran saya tentang hal ini. Hanya saja, setiap kali saya menonton sitkom itu, saya melihat pasangan gay itu manusia biasa. Yah, mereka manusia. Sama seperti saya, yang punya pekerjaan, keluarga, yang berupaya untuk hidup di dunia yang keras dengan berusaha mencintai satu sama lain. Walaupun buat saya cinta mereka masih merupakan cinta yang aneh menurut saya.

Selalu ada pertanyaan-pertanyaan yang saya tidak mengerti sampai saat ini. Pertanyaan-pertanyaan yang dipenuhi dengan perdebatan, bahkan dalam kepala saya sendiri.

Tapi setidaknya sekarang, saya bisa melihat mereka sebagai orang-orang yang berusaha untuk hidup dengan baik juga di masyarakat. Dan saya belajar untuk tidak menjadi orang berpikiran sempit yang langsung serta merta men-judge mereka.

Yah, sampai saat ini saya masih berpendapat bahwa perbuatannya, saya highlight, perbuatanya jelas salah. Tapi sekarang saya punya pandangan baru terhadap orang-orangnya. Bagaimanapun juga mereka adalah manusia sama seperti kita yang harus saya lihat dengan penghargaan bukan dengan penghakiman. Saya bukan Tuhan toh. Tuhan yang menghakimi manusia, bukan saya.

P.S Kalimat terakhir membuat saya berasa de ja vu dengan tulisan saya tentang Paus Fransiskus. Ya, sekarang saya mengerti.

Selasa, 22 Juli 2014

Menerima THR pertama dalam hidup.

Ahhhh Oppinet ini memang gahul abis. Ternyata Oppinet memberikan THR buat para asisten penelitinya. Waw. Pas ngecek di ATM, ternyata jumlahnya lumayan jugaa.

Begitu ya rasanya. Hmm, memutuskan buat menjadi peneliti yang lebih giat lagi hehe.

Minggu, 20 Juli 2014

Menjadi Seorang Non Muslim di Tengah Puasa

Dulu sewaktu saya berkuliah di S1, saya punya seorang teman bernama Ridwan, Muslim yang taat menurut saya. Sholatnya ga pernah bolong-bolong, kalau hari Jumat pasti pake baju koko dan jumatan, ga pernah ngerokok atau hal-hal lainnya yang dilarang agama. 

Di saat bulan puasa beberapa tahun yang lalu, teman saya ini pernah berkata begini pada saya, "Di bulan puasa, orang yang puasa juga harus menghormati haknya orang yang tidak puasa Ribka." Begitulah kata Ridwan yang saya dan Friska sering panggil dengan sebutan Om saat saya bertanya apakah dia berkeberatan saya minum sedikit karna saya haus bangeeet. 

Saat bulan puasa, saya yang Kristiani, berupaya keras untuk menghormati teman-teman yang saya puasa. Di bulan puasa saya ga berani makan di depan umum. Paling berani bawa permen di kantong buat nyemil-nyemil. Kalau sudah mau maghrib, saya buru-buru beli minuman dingin beserta camilannya supaya diangkot bisa ikut 'buka puasa' juga hehe. Kalau udah kedengeran bunyi azan, saya baru berani terang-terangan makan di angkot. 

Kalau sudah sama teman dekat sih hal-hal begitu sudah ga sensitif lagi. Karna sama-sama sudah dewasa, kadang malah teman saya yang nyuruh saya makan, "Udah gede kali gw ka, makan aja sono hahaha." 
Jadinya ya begitu, kalau sudah kepepet aus banget, saya suka minta ijin sekaligus minta maaf buat minum. 

Sebagai non-Muslim, menurut saya, kita harus menunjukkan rasa hormat kita pada teman-teman Muslim yang sedang berpuasa. Yah kalau lagi bulan puasa, meskipun kita jadi sedikit ribet juga karna kadang jadi beneran ikut puasa, kita harus menahan diri, jangan minum dan makan seenak jidat. Apalagi kalau cuaca lagi terik, panas-panas tropis, terus kita neguk minuman dingin pake es di bulan puasa, minta dijitak ga sih. Kebayang kan mereka yang puasa ausnya kayak gimana. Jangan jadi makhluk halus penggoda iman di bulan puasaa. 

Kadang saya menemukan juga teman saya yang sama-sama Kristen yang suka makan di jalan di bulan puasa. Minta dipelototin emang. Kayak orang ga sekolah kalau menurut saya. 

Ga boleeeh kayak gitu. Saling menghormati dan menghargai itu jadi dasar kehidupan beragama kita di Indonesia. 

Dan sebagai Muslim yang baik, teman-teman saya yang Muslim juga sedemikian rupa berusaha untuk menghargai yang non-Muslim asal kita juga minta ijin dulu kalau emang sudah aus ga tertahankan. Begitulah yang Om katakan kepada saya beberapa tahun yang lalu dan yang juga saya lihat dalam diri teman-teman saya. Mereka cuek-cuek dan santai aja sebenarnya kalau saya mau makan dan minum. 

Yah, saling menghargai dan saling menghormati.
Perbedaan itu ada bukan buat diributin tapi untuk disyukuri dan dirayakan dengan saling menghormati. 

Kamis, 17 Juli 2014

Talking to You always makes me feel much much better. Like all of the fear and anxiety just go away. That fact always reminds me that I can lose anything, anyone but You.

Thanks God for always being there.

Senin, 14 Juli 2014

Belajar dari Cerita Gitar Bekas The Edge

The Edge, atau David Evans *nama aslinya* adalah gitaris band U2 asal Dublin, Irlandia. Band ini udah ngetop dari jaman saya belum lahir. Setelah saya mendalami lagu-lagunya, band ini punya musik yang indah menurut saya, dan liriknya dalam banget. Tema-tema lagunya bukan tema kacangan soal cinta melulu heheh ;p, tapi soal isu sosial, spiritual, pengalaman-pengalaman pribadi yang dalam. Jadi menurut saya U2 adalah salah satu band yang wajib kita dengar karya-karyanya. Bahkan sampai saat ini, band yang sekarang personilnya sudah pada berumur setengah abad masih eksis dan jaya.

Kembali ke The Edge. Mungkin menurut beberapa orang ini sangat amat ga penting, tapi buat saya ini sangat menarik. Saya menemukan fakta unik mengenai The Edge pagi ini. Saya baru tahu kalau, gitar pertama The Edge adalah gitar akustik lama, bekas bahkan, yang dibeli ibunya di flea market alias pasar loak kalau dalam bahasa Indonesia pada saat dia berumur sembilan tahun. Dengan gitar bekas itulah The Edge pertama kali belajar bermain gitar dan bisa menghasilkan musik yang luar biasa sampai sekarang.

Saya pernah menulis tentang John Mayer, yang saya tahu bahwa dia membeli gitar pertamanya dengan cara bekerja paruh waktu di gas station. Dan saya juga pernah membaca kalau Zinadine Zidane, si legenda sepak bola ituu loh, sewaktu kecil kesulitan dan sampai harus menangis karna tidak bisa membeli sepatu bola.

Kenapa menurut saya hal-hal seperti diatas menarik? Karna dari situlah saya belajar bahwa kekurangan atau keterbatasan bukanlah alasan seseorang untuk gagal sukses dan mengejar mimpinya. Sering kan kita berpikir kalau kita perlu semua fasilitas yang bagus untuk belajar, untuk sukses. Padahal enggak. Justru banyak banget contoh orang yang sukses hidup mengejar mimpinya itu berasal dari orang-orang biasa, bahkan orang-orang susah.

Ga seharusnya kesulitan atau keterbatasan membuat kita menyerah.

Gitar bekas dari pasar loak, harus kerja di gas station, dan kesulitan untuk membeli sepatu bola, ternyata bukan hambatan untuk ketiga orang luar biasa diatas untuk meraih mimpinya. Itu baru keren.

Minggu, 13 Juli 2014

Malam ini dingin banget. Kayaknya cuaca bandung dibawah 20 derajat lagi deh. Kadang suka agak bingung gitu, hmm gw masih tinggal di negara tropis kan yaa? hehe. 

Nah, sambil dengerin lagunya U2 yang lagi saya suka, judulnya I Still Haven't Found What  I'm Looking For yang liriknya dalem di tempat tidur sambil selimutan, pake jahim saking dinginnya, saya merasa sangat bersyukur. 

Hari ini bandung dingin banget, serius sampai kerasa ke tulang, tapi saya masih punya selimut, tempat tidur, bahkan jahim yang anget malam ini. Saya juga masih bisa bikin teh manis sampai 3 kali. Dan saya sudah makan malam sampai kenyang. Gatau sih, tapi coba bayangin kalau saya harus melewati malam ini tanpa hal-hal diatas. Sedih ga sih. 

Hari ini sebenarnya sakit dalam pikiran saya belum sepenuhnya hilang. Ada detik-detik yang saya gunakan untuk bergalau ria lagi, tapi kalau dipikir lagi, saya punya kehidupan yang luar biasa dan sangat berkecukupan. Saya ga pernah kekurangan apapun. Dan sejauh ini, semua yang saya targetkan selalu terpenuhi pada akhirnya. 

Mungkin ada satu hal dalam hidup saya yang sedang membuat saya kadang merasa 'tenggelam'. Tapi malam ini, sederhananya hal-hal yang saya punya malam ini, selimut, air hangat, laptop, dan musik membuat saya sadar bahwa Tuhan menempatkan banyak hal membahagiakan dalam hidup saya. Saya memang merasa sangat kehilangan, tapi itu ga berarti hidup ini jadi miserable dan ga patut disyukuri. Tergantung saya mau memberi waktu dan membuka mata saya untuk melihat apa ga. Hidup saya terlalu lengkap untuk disesali. 

Sabtu, 12 Juli 2014

Bersama salah satu sahabat baik gw, Friska, yang hari ini ketemu di wisudaan, yang makin cakep aja, dan sekarang udah punya gandengan. I'm happy for you and always nice to meet you again.

With one of my best friend
"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." Amsal 17 : 17. 

Jumat, 11 Juli 2014

Have you ever heard Stuck in the Moment You Can't Get Out by U2?

A very good song from U2, really. 

Yeah I like the song, a lot, but I do not want to be the one who stuck in the moment they can't get out. Because in some points, I think I already was there. Last night I had a dream and there was him in there. When I woke up in the morning, it was still feel a little bit hurt. Never hate you, never, but why do I have to stuck in that moment? Why can I just get out? If get out is the best option that I have, why am I being so stubborn?

I am asking my self. 

Because, maybe, even if you know the right answer, the best choice that you should take, it's still not easy to take that. Sometimes you've become such an idiot who do not think with your logic.

It's sounds pathetic, and I have to feel ashamed to say this, but honestly, I am a little bit missing you. It's stupid, I know, but can it change what I feel?

No it can't. But also it's useless. I will never feel free if I still stuck in that moment. You have been decided to end it. I always say to my self, you are the one who decide it, not me. So I have to learn accept it and get out from that moment. Try to find a peace for myself. Try to find a closure for you. Because, what else can I do? I do not have another options. 

Senin, 07 Juli 2014

Terima kasih Lupus!!

Semalam, seperti biasa kalau saya gabisa tidur, saya suka mencari-cari buku buat dibaca. Nah, pas ngorek-ngorek, *hahahaha, ngorek-ngoreeek hehe*, saya nemu salah satu buku lama. Buka yang saya baca bertahun-tahun lalu nampaknya.

Lupus ABG karya Hilman dan Boim

Nah itu tuh buku yang saya temukan, novel Lupus seri ABG karya Hilman dan Boim. Hahahahaha. Astaga bacaan gw dulu dari SD-SMP itu serial Lupus. Dari Lupusnya masih SD, gw juga bacanya pas SD, terus Lupus masuk SMP, gw juga ikutan baca serialnya pas ABG dan akhirnya Lupus pas SMA, gw juga masih baca biarpun bacanya pas gw masih SMP. Haaah, udah lama rasanya.

Akhirnya saya pun memutuskan membaca ulang novel Lupus ABG tersebut. Halaman demi halaman, rasanya menyegarkan memori saya. Gitu laah ceritanya, seputar kehidupan Lupus di rumah bersama Lulu, mami, dan papinya *fyi, waktu masih ABG papinya Lupus masih hidup*, kehidupan di sekolah *fyi lagi, pas ABG temennya Lupus belum Boim sama Guntur, masih Pepno, Andy, Iko-Iko, Happy, dan Uwi hahahahah*, dan kehidupan percintaan Lupus yang ngejar-ngejar Prudence tapi ditolak mulu hahahaha.

Lucu, masih lucu kaya dulu. Dulu tiap kali baca serial Lupus saya pasti ngakak-ngakak, lucu menurut saya. Nah sekarang, sewaktu saya sudah berumur 23 tahun dan menjadi mahasiswa S2, caileeeeh, pas saya baca lagi, saya masih tertarik dengan kesederhaan cerita yang dibuat Hilman dan Boim, pas banget buat remaja saat itu. Beberapa guyonannya sih sekarang terasa banget garingnya. Paraaah. Kayaknya yang ngajarin gw suka nge-joke garing ini emang buku-buku Lupus hahahaha.

Yaaah, buku Lupus yang saya temukan kemarin itu seperti membangkitkan kenangan-kenangan dulu. Dulu karna baca-baca buku begitulah saya selalu pingin jadi penulis. Dulu malah sudah sempet bikin novel waktu SMP, walaupun ga jadi dipublish-publish gara-gara kehabisan ide cerita di tengah jalan hahaha.

Tapi sampai sekarang, biarpun saya cukup tahu diri kalau saya bukan penulis profesional dan gapunya bakat besar juga, tapi saya masih suka membaca dan menulis.

Terima kasih Lupus, cerita yang sederhana, lucu, dan segar, ikut membentuk saya yang saat ini.

P.S : Lupus dengan jambul dan permet karetnya itu mungkin sudah mulai dilupakan, anak-anak jaman sekarang mana ada yang tahu Lupus. Tapi ga buat saya hehe.
Karna harus mengejar target yang dikasi Mas Pudjo buat minimal menyelesaikan flowchart kodingan tesis, saya pun secara teratur datang ke Oppinet. Hampir setiap hari. Sebenarnya kadang cape sih, pas semua orang lagi asik liburan, saya malah harus ngampus dan mikir keras, tapi disatu sisi saya seneng banget punya kerjaan tiap hari. Bagus juga dapet kesibukan, lumayan buat mendistraksi pikiran, daripada mikiran si itu muluu*why his face always comes to my mind everyday, why is it so hard to get over you, argggh*. 

Tapi bukan itu yang mau dibahas, jadi di oppinet ceritanya saya punya teman-teman baru. Karna baru seminggu kira-kira, saya ga begitu kenal mereka juga sih. Baru sekilas-sekilas. Tapi kadang kalau saya lagi ngoding bareng-bareng dalam satu tim, ada sepasang manusia yang gerak-geriknya kelihatan beda. 

Biasanya, saya ga suka ngurusin urusan orang lain. Males banget ga siih. Tapi tanpa sadar, siang itu tiba-tiba tanpa dikontrol otak saya, saya nyeletuk, kaka ada apa-apa ya sama mas itu heheheh. Becanda-becanda gitu sih nadanya, walaupun saya agak menyesal juga menanyakan hal seperti itu. Ga sopan, pikir saya. Tapi tanpa diduga kaka ini malah menjawab dengan santai, iya dulu tapi, sekarang udah ga lagi, orangtuanya maunya dia sama orang aceh lagi, *fyi, cowonya ini orang aceh, cewenya orang jawa*. Oohh, jawab saya sambil berusaha mengalihkan pembicaraan. 

Fyuuh, lucu yaaa. Cuma di Indonesia kayaknya hal-hal begini sering terjadi. Ada yang putus gara-gara beda agama lah, sekarang saya nemu nih yang disuru putus orangtuanya cuman karna beda suku. Sedih ga sih ngeliat orang yang pingin sama-sama tapi gabisa karna harus nurut orang tua yang sorry to say, tapi pikirannya sempit, iya ga siihh? Emang kenapa kalau beda suku doang, coba kalau udah sama suku tapi ga cocok. Kan biarpun beda suku tapi kalau dua-duanya udah oke, bakal oke-oke aja ya. 

Bener banget statement salah seorang temen saya suatu hari, cinta itu sederhana, cuman manusia aja yang suka bikin ribet sendiri. Agama, suku, status sosial, bebet lah, bobot lah, bibit lah, dibuat jadi penghalang. Padahal nemu orang yang bisa saling mencintai sama kita aja udah susah, ini malah ditambah konstrain sana sini hehe. Yaah, ini cuman opini saya pribadi sih, tapi emang susah sih, saya juga maunya sama yang batak dan seiman hahahaha. Tapi kalau ada konstrain-konstrain yang kurang esensial kayak suku atau status sosial misalnya *kalau soal iman kan gabisa ditawar menurut saya* yah udah siiih hehehe.  

Selasa, 01 Juli 2014

On my way, doing just like I wrote that night..

Menjadi asisten peneliti di Oppinet adalah salah satu keinginan saya sewaktu memutuskan mengambil beasiswa S2 ini.

Saya ingat malam sewaktu saya tergesa-gesa menyusun essay pengajuan tes beasiswa S2 dari Total ini, karna harus dikumpul besoknya, saya yang baru dapat formulir hari Minggu sore, dengan gaya penulisan omong kosong disana-sini hehehe ;p, menjelaskan bahwa intinya jika saya bisa melanjutkan kuliah ke teknik perminyakan, saya akan melakukan penelitian di bidang optimasi. Ide yang muncul tiba-tiba di malam hari itu karna saya pernah mengambil kuliah-kuliah optimasi sewatu S1 dan dosen saya banyak bercerita mengenai penelitian optimasi perminyakan di Oppinet.

Oppinet berada di gedung matematik dan merupakan lembaga penelitian teknik perminyakan dan matematika. Asisten penelitinya juga dari kedua jurusan itu. Dosen penelitinya juga. Kalau anak matematikanya banyak terlibat dalam pemrogramannya, kalau anak TM sih, no offense loh, tapi emang ga ada yang bisa programming, jadilah itu bagian matematik. Tapi kalau soal aplikasi dunia perminyakan, yah jelas anak matematikanya ga ngerti apa-apa. Ciyus deh, saya pernah ngobrol sama asisten peneliti, anak matematika yang mengerjakan pemrograman untuk jaringan sumur sampai separator tanpa mengerti sedikitpun arti fisisnya sama sekali.

Jadii karna alasan itulah saya pingin sekali jadi asisten peneliti di oppinet. Biar saya bisa mengaplikasikan ilmu saya waktu S1. Gituuu sih maunya hehe.

Masalahnya, masuk Oppinet itu ga gampang. Gimana yaa, susah juga ga sih, tapi harus punya koneksi, atau orang dalem yang ngerekomendasiin kita. Jadi di Oppinet itu ga ada open recruitment, biasanya yang masuk itu karna temennya kerja di Oppinet dan lagi butuh orang buat ngerjain proyek atau anak bimbingan dosen yang disuruh melakukan penelitian di Oppinet.

Satu tahun berlalu saya kuliah di TM, saya masih belum masuk Oppinet. Udah agak lupa malah. Saat akhirnya meminta Mas Pudjo jadi pembimbing tesis saya, saya pun mengutarakan keinginan saya untuk melakukan penelitian di masalah optimasi. Mas Pudjo yang berasumsi kalau lulusan matematika itu "pasti" jago programming memberi saya topik tesis untuk membuat software. Buseeeeeet. Saya langsung ketir ciyus. Tapi seperti biasa, so cool dulu aja. Kalau saya sih begitu, angguk-angguk aja dulu, paniknya belakangan hehe.

Jadilah, setelah sebulan menunggu kepastian, saya secara resmi sejak jumat kemarin membuat account Oppinet saya. Yeaaaaay. Akhirnya salah satu keinginan saya terwujud.

Mungkin kayaknya sepele sih. Tapi buat saya itu sesuatu. Saya senang akhirnya essay yang saya  buat malam itu, tergesa-gesa dengan banyak omong kosong disana-sini jujur, akhirnya berbuah jadi nyata. Semua tujuan dan rencana yang saya tulis malam itu tentang kuliah S2 saya jadi kenyataan.

Sekarang saya sedang on my way menyelesaikan tesis saya tentang penelitian optimasi di bidang perminyakan. Just like what I wrote that night. Exactly.

Thaks God. Just by Your Grace everything good happens to me.

Senin, 30 Juni 2014

Back to you -John Mayer

Why is it just so hard to get over you? *sambil ngata-ngatain diri sendiri, stupid stupid stupid*

Jumat, 27 Juni 2014

Schindler's List : Menolak Lupa

Semalam sebelum tidur nonton film epic berjudul Schindler's List karyanya om Steven Spielberg. Filmya hitam putih dan awalnya saya yang hidup di jaman ketika semua tayangan harus berwarna agak gatel mata gitu loh ga kebiasa. Tapi akhirnya ya asik-asik aja sih.

Filmnya memang bagus banget beneran. Kalau ga percaya sama rekomendasi saya, Rotten Tomatoes ngasi rating 97% buat film ini, IMDB juga ngasi angka 9.

Dari sisi sinematografi, alur cerita, semua deh keren banget.

Jadii, Schindler's List itu adalah film yang diangkat dari kisah nyata seorang pria bernama Oskar Schindler yang awalnya adalah seorang pebisnis yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan berlimpah, termasuk diantara penyuapan dan terlibat dalam pasar gelap. Tapi, dalam perjalanannya, Schindler yang pada saat itu mempekerjakan orang Yahudi di pabriknya karna bayarannya yang murah sekali, akhirnya jatuh kasihan dan berupaya menolong sebanyak mungkin orang-orang Yahudi yang saat itu dibantai dan disiksa secara tidak manusiawi oleh tentara SS. Pembantaian gheto saat itu (perkampungan Yahudi) benar-benar mengerikan. Cara tentara SS memperlakukan orang Yahudi itu ga seperti memperlakukan manusia. Kejam betul. Membunuh orang itu seakan-akan hal sepele kayak bunuh lalat.

Yah, cerita lengkapnya boleh ditonton sendiri lah. Yang menjadi perhatian utama saya adalah pesan yang disampaikan oleh film tersebut. Spielberg yang juga keturunan orang Yahudi mengatakan bahwa salah satu tujuan dia memproduksi film itu adalah untuk memperlihatkan lagi kepada dunia tentang kekejaman Nazi, fasisme, dan mengingatkan kembali pada dunia tentang Holocaust yang membantai hingga 6 juta orang Yahudi dalam kurun waktu 6 tahun. Saat itu Spielberg melihat orang-orang  mulai lupa akan kekejaman Nazi dan malah muncul gerakan-gerakan Neonazi di Amerika saat itu.

Setelah menonton film itu, saya semakin menyakini bahwa gerkaan  fasisme apapun itu ga oke. Kalau gerakan anti semit, gerakan rasisme itu jelas-jelas menjijikan.

Dan kalau masih ada orang yang hidup di jaman ini setelah kita melihat sejarah kelam itu masih mengganggap kalau Nazi itu keren, jelas ga punya otak.Contohnya kayak musisi terkenal Indonesia yang membaut video kampanye salah satu capres dengan menggunakna seragama SS. Apa coba yang ada di pikirannya. Apa sekedar keren-kerenan? Karna kalau sekedar keren-kerenan, yah kita tahu lah ya harus menyebut dia apa. Tapi kalau memang dia menyetujui ide-ide fasisme, itu lebih parah lagi. Lebih baik orang bodoh daripada orang dengan iideologi super kejam kayak gitu.

Sayangnya, saat ini banyak banget anak-anak muda yang kayaknya ga tahu dan ga mau tahu sejarah dunia. Sewaktu saya menceritakan pada teman saya tentang film ini, temen saya geleng-geleng kepala ga ngerti. Kamp konsentrasi aja gatau. Padahal dia well educated loh. Mahasiswa pintar yang satu tempat kuliah dengan saya. Adik saya juga bilangnya, Terus kenapa, emang gw pikirin. Astagaa deeee.

Kita yang masih muda\-muda ini juga harus memberi perhatian terhadap masalah-masalah dunia seperti itu, supaya ga terulang lagi peristiswa-peristiswa kelam seperti Holocaust. Jangan cuma nonton film korea atau boyband-boyband aja. Coba deh, mulai belajar peduli.


Rabu, 25 Juni 2014

Sedang berusaha untuk mengumpulkan apa yang masih tersisa. Sedang berupaya untuk mengumpulkan pecahan-pecahannya dan merekatkannya kembali.

Selasa, 24 Juni 2014

Album Definitely Maybe-nya Oasis dibikin remastered-nya dan sudah dijual dalam bentuk CD. Harga CD yang standar *a.k.a yang paling murah* 8.99 poundsterling yang mana kalau dikonversi ke rupiah sekitar 180 ribuan lah. Buseet luamyan mahal yaaa CD-nya. Tapi pingin beli..

Terus ngecek di store Oasis online, eh pas ngeklik buy, disuru milih negara, Indonesia ga adaaaa. Apaan, Congo aja ada Man. Negara Bermuda aja adaaa.

Kecewa. Harus nyari lagii.

Pingin banget beli, padahal kayaknya udah jutaan tahun yang lalu saya beli CD asli, tapi ini edisi deluxe-nya perayaan 20 tahunnya Oasis. Definitely Maybe itu salah satu album tersuksesnya Oasis dan emang beneran keren abis. Awesome daah.

Sabtu, 21 Juni 2014

Malam minggu di ruang tamu..

Ade : Eh lo tau ga ka, si Ki Joko Pintar udah bertobat loh. Barusan dia ngomong di tv. *Fyi, Ki Joko Pintar adalah nama samaran yang gw buat untuk paranormal Indonesia yang mengaku dirinya bodoh hahahahah*.
Gw : Oh, ngapain dia sekarang. Jadi pelawak? *Fyi lagi, belakangan ini dia sering muncul di acara komedi^

Belum sempet ade gw menjawab, ema gw menyambar dengan cepat., "Oh udah potong rambut dia?"

Errrr...

Yah itu dia, my mother ladies and gentlemen. :)

Rabu, 18 Juni 2014

It's okay to not always be a happy one

Resolusi beberapa bulan yang lalu, be a happy girl. Karna saya percaya bahagia itu pilihan. 

Tiga-empat minggu belakang boleh dibilang minggu-minggu yang cukup berat dilalui. 

Dapat training Total selama tiga minggu, diselangi ujian fenom. Gilaaa. Ada banyak malam ketika pulang kerumah dan langsung pingin tepar di tempat tidur, tapi masih harus belajar fenom. 

Lalu satu sore, dapat kepastian fix batal ke Karjaw. Beberapa sore berikutnya saya mogok ngomong di rumah. Jarang banget saya ribut sama orang rumah. Tapi saat itu entah kenapa saya merasa orang tua saya kelewatan.

Satu siang berikutnya, di sebuah kafe yang satu-satunya hal bagus yang membuat harganya selangit cuman nama-nama cantik di menu dan tempatnya yang lucu, Friska memberi tahu saya apa yang Binsar beritahu ke dia beberapa hari sebelumnya. Ga cocok. Ketertarikan fisik aja pada awalnya. Jangan kasi tau ribka, ga enak. Yang mana ujungnya Binsar kasi tau Friska, dan karna Friska temen gw, Friska kasi tau gw. 

Sehari sebelumnya nilai fenom keluar. Dapet C. Iya sih susah dan syukur udah lulus. Tapi beajarnya itu udah kayak kaki jadi kepala dan sebaliknya. 
.
Sampai sabtu malam itu, selepas mendengar berita dari Friska, saya ingat dengan jelas, duduk di lantai di samping tempat tidur dan mulai menangis. Lama banget. Okay what's next? Dan begitulah beberapa malam berikutnya. 

Ternyata, bahagai itu ga sesederhana kata-kata bahagia itu pilihan. Berulang kali bilang ke diri sendiri, ya udah sih, yaudah, selesai ya selesai. Tapi ternyata ga bisa. Ada banyak saat ketika emosi kita mengalahkan prinsip atau rasionalitas apapun. 

So, sometimes it's okay to not always be a happy one. It's okay if sometimes life becomes so hard and you're start crying and crying at night. It's okay to have bad dreams and feel terrible when your heart is broken. It's okay to feel angry too sometimes. It's okay because life is not always about happiness, but  also about many things. You can say it 'a happiness' because there's a sadness. You will never see a rainbow if there's not a heavy rain before. So it's okay to cry, to feel angry, disappointed, and everything, as long as you try to go through it and be stronger at the end. Those things make your life colorful though. 

Kamis, 12 Juni 2014

One of the most devastating thing

Dua tiga hari yang lalu, gara-gara nonton Enrique Iglesias di How Met, iseng-iseng pengen dengerin suaranya. Hmm memutuskan ga termasuk taste musik saya juga sih, tapi tetep kereen kok. Tapi habis dengerin satu lagunya yang berjudul Hero, tanpa sadar air mata gw menetes lagi. Banjir hahaha.

Padahal lagunya ga ada nyambung-nyambungnya sama hidup gw, tapi entah kenapa jadi selang air karna ingat seseorang lagi. Dengerin soundcloud-nya juga banjir air mata. Made me remember how much I love his music. Pertanyaannya, ngapain gw dengerin jugaa, cari masalah emang gw.

What's wrong with me?? Kalau kata temen-temen gw, yaelah belum juga jadi apa-apa ribkaa. Dan jawab gw, tapi dia itu perfect bangeeet. Selalu begituu.

Kesimpulan bang amry sih gw ini "dikhianati ekspektasi sendiri"  yang langsung diamini oleh Titaa.

Yaah memang kok, efek ngarep kebanyakan. Yang selalu dingetin Tita berulang kali.

Tapi yasudahlah, semuanya butuh waktu. Time will heal everything. Kalau kata tita, you'll get through this. Iyaa pasti kok, cuman semuanya butuh waktu. Untuk berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan kenyataan.

Get over you is one of the most devastating thing for me.

Rabu, 11 Juni 2014

John Mayer : Passion

Tau apa yang mengagumkan dari John Mayer?

Buat gw, Mayer mengagumkan karna, cukup berbekal jeans yang kadang agak belel, kaos oblong ayau kemeja kadang, ga banyak gaya, ga banyak caca-cici, tapi musik yang dihasilkanya keren luar biasa. 

Kamu bakal disuguhi permainan gitar kelas atas plus musikalitas tinggi dalam setiap lagunya. Coba deh liat penampilan John Mayer pas awal-awal terutama, rambutnya aja kadang kayak ga disisir, iya ga sih? Tapi coba deh, ada ga cewe yang ga keleper-keleper dengerin konsernya John Mayer. Fuuuh, ga kuat kakaaa. Hehehehe. 

Satu lagi yang selalu gw kagumi dari John Mayer, passion-nya dalam musik luar biasa banget. Tau gitar pertama yang John Mayer beli? Gitar pertama yang bener-bener bagus yang dia beli, dia beli pakai uang hasil kerja di gas station. That's how he loves his guitar. Dia juga pernah bilang kalau dalam sehari, sejak dia berumur 13 tahun, dia belajar gitar selama 6 jam per hari. John selalu bilang, I know, school is not my place. John selalu sadar kalau passion-nya memang dibidang musik dan dia memang ga suka sekolah formal. 

Tau apa yang dikejar, tau apa yang dia lakukan, menekuninya dengan keuletan luar biasa, dan mencintainya. Itu yang membuat John Mayer luar biasa. 

Dan itu yang membuat dia layak dikagumi. 

Selasa, 10 Juni 2014

Bigger than my body

Bigger than my body..

Salah satu judul lagunya John Mayer yang rasanya dialami sendiri hari ini.

Finally, steelah berkoar-koar mulu doang, akhirnya hari ini jadi juga jogging di Saraganya. Ngajak Tita, Ka Wen, Bang Amry, Ka Jackson, dan lain-lain, yang akhirnya benar-benar lari cuman berdua.

Bang Amry : Terakhir kali lari kapan ka?
Gw  : Hmm, habis tpb dipaksa lari, kayaknya belum pernah lari lagi deh. Kecuali kalau rutinitas lari tiap pagi dari parkiran SR ke kelas itu karna telat mulu diitung ya berarti baru tadi pagi lari lagi hehe.

Satu putaran pertama lari, sibuk nunjuk-nunjuk anak-anak kecil yang lagi pada main bola pake kostum bola.

"Tuh liat Samir Nasri bang!" Sambil ketawa-ketawa nunjuk anak kecil pake kostum Arsenal dengan nama Nasri di punggung. *heyooow, Nasri udah pindah ke City cuuy hehehe*. "Itu ada Lampard bang!" nunjuk lagi cowo berkostum biru bernomor punggung delapan. "Itu-itu ada Duta Sheila on 7 ka", sambil nunjuk orang yang lari di depan kita *kadang-kadang bang amry emang suka agak cacat sih hehehe ;p*

Putaran kedua, gw mulai curhat. "Tujuh bulan baaang, tujuh bulan gw nunggu." Mata bang amry melebar, "Serius ka?? Kelamaan kalian."

Putaran ketiga gw masih curhat.

Putaran keempat, masih juga curhat. "Iyaa mamanya guru piano, blablablabala."
Bang amry cuman menjawab, "Udah cape belum ka?"

Yang langsung gw jawab, "Ga aah, ayo lari terus, masih mau cerita."

Dan begitulah terus sampai delapan putaran saraga. Tanpa jalan kaki, lari terus.

Entah gimana, cewe bertubuh kecil kayak gw sanggup lari keliling sabuga delapan putaran. Bang amry nanya mulu tiap putaran, udah cape ka? Mau udahan? Ntar pingsan lagi repot. Yang selalu gw jawab, gaaa belum cape, entah kenapa badan aku ga cape-cape, satu puteran lagi deh.

Di putaran kedelapan, bang amry nanya lagi udah cape apa belum, dan dia ga mau berhenti lari kalau gw ga mau berhenti. Dasar cowo, ga mau kalah sama cewe, udah ngos-ngosan lari sembilan putaran saraga, masih aja ga mau berhenti sebelum gw berhenti. Sementara gw, yang kecil banget, ga merasa cape-cape, karna menurut Tita, energi dikecewakan itu kalau dikonversi ke tenaga lari, bisa ddahsyat. Yah sore tadi emang berasa kuda sih gw. Terus lari nyerocos sambil curhat panjang lebar.

Akhirnya, di putaran kedelapan kesepakatan bersama membuat kita berhenti lari dan memutuskan jalan kaki satu putaran lagi. Dan gw masih ga cape-cape jugaaa.

Haaaah, sometimes, you;re bigger than your body. Bigger than your expectation. Mana nyangka gw yang kecil dan jarang lari bisa kuat lari sebanyak itu. Bang amry aja ga percaya.

Yah, begitulah kisah lari hari ini. Awalnya gw pikir juga gw bakal hura-hura doang hahahihi doang kalau jogging. Dua puteran udahan. Tapi ternyata ga juga. Lo bisa lebih besar dari ekspektasi lo sendiri kalau lo mau.

Dan diakhir jogging bang amry memberi pernyataan terakhir yang gw ingat, "Kalau emang dia merasa kalian ga cocok  ya udah, apa salahnya dia."

Yah, mungkin memang benar. Tujuh bulan menunggu dan sekarang orang yang lo tunggu kerasa banget pelan-pelan mulai menjauh, yah itu fakta yang lo harus terima. That's it. Sometimes, kita harus belajar menerima kenyataan bahwa seingin apapun kita akan sesuatu, belum tentu apa yang kita mau itu bisa kita miliki. But that's life and we have to learn accept it. But don't worry, you must be can handle it, because you're bigger than your body.

And I answer, Yes I am, I am bigger than my body.



Senin, 09 Juni 2014

Cowo-cowo di kelas lagi pada ribut soal debat capres-cawapres di grup wasap. Dari siang bahkan sudah ada yang nge-post jadwal debat  capres-cawapres. Ting-tong, ting-tong, hp gw bunyi mulu. Agak ngeselin siih sejujurnya hehe ;p. Dari dulu nyari cara buat men-silent grup-grup yang ada di wasap, tapi belum nemu caranya, belum dibuat nampaknya. Agak jahat sih, tapi kadang lagi ga pengen aja denger ting tong ting tong notification wasap hehe.

Dan cewe-cewe, ga ada satupun yang komen.

Gw, salah satu cewe diatas, juga lagi ga tertarik sama sekali. Bukannya nonton debat capres-cawapres, supaya bisa tahu kualitas dan visi tiap calohn, eh malah nonton How I Met Your Mother, 3 episodes in a row, OMG, a such good idea to waste time. hahahahah. Setelah puas nonton, balik lagi ngerjain proposal tesis yang belum kelar-kelar, terus lanjut dengerin lagu-lagu Oasis dan John Mayer di Youtube, such a good idea to use time hehe.

Yaaah, bukannya ga peduli sama kondisi negara ini, tapi entah kenapa lagi ga mood aja buat nonton debat-debatan. Mau nyalain TV, eh suaranya Liam Gallagher memanggil-manggil gw buat nonton Youtube. Satu lagu lagi deeeeh, terus aja begitu hehe. Yah, obviously suara Liam emang lebih enak didenger sih saat ini dibanding suara para calon presiden.

Maybe, in the next debate yaaaa. Gimana pun juga salah kalau kita bersikap apatis tentang kondisi politik negara kita sendiri. Ntar kalau salah milih presiden lagi nyesel deh, kayak pas pemilu 5 tahun lalu, saat gw memilih partai yang kadernya banyak banget terjerat kasus korupsi.

As a good citizen, we have a responsibility to chose our leader wisely. Sometimes, we can be so selfish and said I don't even care who's win or lose, but that's wrong. Like what I did this night. Next debate, I have to watch. You too, right? :)