Selasa, 16 April 2013

Karna memang begitulah seharusnya

Selasa siang, saya beranjak dari rumah menuju ke kampus dengan angkutan umum. Tiap selasa sebenarnya saya tidak ada kuliah, saya hanya ada kelas agama, kelas yang saya asisteni.
Ketika sampai saya merasa agak khawatir. Hari ini Apulina yang menjadi koordinator tidak masuk karna kuliah lapangan, gimana ya kalau saya ngasisten sendiri tanya saya dalam hati.

Saya sudah tiga kali menjadi asisten, *tanpa bermaksud sombong, memang apa juga yang bisa disombongin*, tapi sebagai perbandingan, semester ini asisten yang masuk kelas sedikit sekali. Paling sedikit. Kelas Selasa yang biasa saya asisteni, rata-rata hanya dua asisten yang hadir, kadang tiga sih heheh. 

Entah kenapa sebenarnya, mungkin pada bentrok yaa. Kurang tau juga sebenarnya. Tapi agak mengkhawatirkan saya pikir sebenarnya. Dulu masih bisa diskusi dengan mahasiswa di akhir kuliah. Saat ini sama sekali tidak bisa karna terlalu sedikitnya asisten yang hadir. Bahkan hari Senin yang saya dengar hanya satu asisten yang hadir. 

Saat memikirkan hal ini, saya pikir memang benar ya kata FirTu, banyak yang harus dituai, tapi pekerjanya terlalu sedikit.. 

Memang sih, jadi asisten agama apa sih yang akan kita dapat? Sebenarnya secara kasat mata tidak ada sih. Keuntungan jangka pendek jelas tidak ada. Menjadi asisten agama berarti kita dituntut untuk memberikan komitmen kita, dalam hal waktu, tenaga, materi, untuk melayani. 

Tapi justru itu kan istimewanya terlibat dalam pelayanan ini, *setidaknya bagi saya*, Dari pelayanan ini, saya belajar untuk melayani dengan tulus. Melayani tanpa mengharapkan apapun, tanpa melihat apa yang bisa saya dapat dari pelayanan ini. Melayani sambil berkata pada diri sendiri, memang ini yang seharusnya dan sepatutnya kita lakukan untuk Tuhan. Tidak ada pengorbanan, tidak ada yang istimewa, dan tidak perlu upah. Melayani karna memang begitulah seharusnya. Memberikan waktu dan belajar berkomitmen terhadap pelayanan. Setia ketika melihat pekerja yang lain bertumbangan.. Dan bersyukur karna masih diberi kesempatan dan anugrah untuk melayaniNya. 

Waaah kalau saya pribadi sih bersyukur sekali diberi kesempatan menjadi asisten agama. Saya bukan siapa-siapa gitu, tapi dipakaiNya dan diajarNya untuk lebih baik lagi dalam pekerjaanNya. Senang sekali menjadi asistenNyaaa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar