Sabtu, 13 September 2014

Mirisnya Kehidupan Wanita di Jalanan Kota Bandung

Malam ini, ketika angkot yang saya tumpangi berhenti di perempatan kota Bandung yang ramai, tiba-tiba seorang wanita muda, kira-kira seusia saya menaiki angkot. Bukannya duduk di kursi penumpang, wanita ini malah duduk di bawah, dengan berbekal gitar kecil *saya gatau namanya apa* dia mulai menyanyi. Suaranya yang biasa-biasa aja menurut saya memecah keheningan dalam angkot. Setelah selesai menyanyi, wanita ini menjulurkan tangan, berharap mendapat uang recehan dari para penumpang.

Entah kenapa saya merasa miris sekali ketika memandang wanita muda ini. Pakaiannya agak kotor, rambutnya dikucir kebelakang, dan tatapannya memelas sekali. Saya terbiasa melihat beragam pengamen di jalanan. Ada yang tua, muda, bahkan anak-anak. Kalau yang muda, respon saya biasanya judes, sambil berpikir dalam hati, masih muda kenapa ga cari kerja yang lebih baik sih. Kalau ketemunya sama yang anak-anak, saya merasa kasihan dan mulai berpikir, "ini ema bapanya mana sih, tega bener" dan rasa kasihan saya bercampur dengan emosi. Tapi melihat wanita muda ini mengamen, yang ada dalam pikiran saya adalah rasa kasihan bercampur miris.

Mungkin karna saya juga perempuan kali yaa. Rasanya ga pantas begitu ada perempuan manapun yang harus hidup di jalanan dan berprofresi seperti itu. Apalagi kehidupan dijalan itu keras. Banyak preman dsb.

Saya termasuk perempuan dengan filosofi perempuan juga harus bisa kerja dan mandiri. Kita harus bisa berdiri di atas kedua kaki kita sendiri. Kalau bisa cari uang sendiri juga, kenapa ga. Tapi ga dengan profesi seperti itu juga. Nasib seperti apa yang membuat perempuan muda, seusia saya harus bekerja seperti itu.

Entah siapa yang harus disalahkan, apa pribadi wanita tadi? Apa tidak ada pekerjaan lain yang lebih baik yang bisa dikerjakan? Atau salah pemerintah yang membiarkan warga negaranya hidup seperti itu? Atau salah keluarganya? Atau salah kita sebagai masyarakat yang membiarkan?

Entah siapa yang salah, tapi yang pasti, saya tetap pada pendirian saya bahwa tidak sepantasnya ada satu orang perempuan yang bekerja di jalanan.

Saat ini saya juga tidak tahu apa yang bisa saya lakukan. Tapi pasti ada satu cara..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar