Senin, 26 November 2012

Apa yang harus dilakukan untukmu?

Hari ini ketemu lagi dengan teman saya yang papanya baru saja meninggal. Jarang-jarang bisa pulang bareng lagi. Di angkot pun menghabiskan waktu untuk ngobrol-ngobrol.
Teman saya ini menceritakan bahwa dia tidak suka dengan perlakuan dari keluarga besar ayahnya yang menganggap ibunya yang tidak bekerja lagi tidak dapat berbuat apa-apa. Dia mengatakan bahwa dia tidak terima dengan anggapan seperti itu. Bahwa dia akan berusaha untuk berdiri di atas kakinya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Jujur kadang saya sangat kagum dengan sikapnya yang tegar dan mandiri. Teman saya ini tidak mau bergantung pada orang lain. Dan ingin membuktikan bahwa dia bisa.

Tapi, kadang sikapnya ini juga membuat orang sekitarnya merasa serba salah. Dia tidak suka orang lain mengasihani dia, dan kadang dia terkesan menginterpretasikan sikap orang lain sebagai rasa kasihan. Padahal saya rasa tidak semuanya seperti itu. Dia seakan menolak bantuan dan kunjungan dari kami, padahal niat kami bukan untuk mengasihani atau memandang rendah. Kami melakukannya karna mengasihi dia sebagai teman baik kami.

Entah apa yang harus dilakukan, bahkan untuk menyebarkan berita tentang kematian ayahnya pada teman-teman yang lain pun saya harus berpikir berulang-ulang. Dia tidak suka masalahnya diberitahukan pada orang lain.

Heeeei, kami hanya menyayangimu. Sungguh. Menghargai sikap mandirimu harus, tapi terkadang sikapmu yang mandiri dan tidak mau menerima bantuan membuat kami bingung. Apa yang harus kami lakukan untukmu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar