Kamis, 29 November 2012

Pengelola bukan Perusak

Malam ini melihat tanyangan tentang perburuan gajah di televisi. Parah banget. Sedih sekali saat lihat mayat-mayat gajah bergelimpangan di pinggiran hutan. Itu keji namanya.
Alasannya, gajah-gajah itu merusak perkebunan kelapa sawit. Ya kali ya, namanya gajah, mana tau yang mana kebun yang mana bukan, yang mana benar atau salah. Mereka kan hanya mencari makanan karna habitat mereka sekarang sudah beralih fungsi menjadi perkebunan-perkebunan sawit. Mereka sudah kehilangan tempat tinggal dan tempat mencari makan oleh karena manusia, tapi masih juga mereka dibunuhi dan diambil gadingnya.
Padahal, perkebunan sawit itu juga sebenarnya adalah area hutan lindung. Kelewatan.

Dan apa pembelaan para pelaku? Klasik kan. untuk mencari makan. Ya, itu alasan mereka melakukan perbuatan keji itu. Seakan-akan perut adalah alasan terbaik yang bisa mereka beri untuk membenarkan perbuatan mereka.

Jadi begitulah sifat jeleknya manusia, untuk mencari makan bagi diri sendiri, mereka merampas hak makhluk lain, melakukan kejahatan, dan melanggar hukum. Sedangkan makhluk lain yang tidak dikarunia akal budi, dibunuhi ketika mereka juga mencari makan. Padahal mereka adalah binatang yang tentu saja tidak mengenal hukum dan tidak punya keahlian seperti manusia untuk mencari makan dengan cara lain. Egois.

Tuhan memang memberi kita kuasa atas alam ini, atas ikan-ikan dilaut, burung di udara, dan binatang-binatang lainnya. Tapi bukan hanya kuasa, tapi juga tugas untuk mengelola dan memeliharanya. Seorang manusia yang berakal budi dan berakhlak, tidak akan menyakiti makhluk lain untuk keegoisan dan kerakusan sendiri.  Alam ini untuk diberdayakan dan dikelola, bukan untuk dirusak seenaknya. Itulah amanat dari Sang Pencipta..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar