Rabu, 16 Januari 2013

Hati-hati dengan lidah

Sekarang ini sedang heboh kasus calon hakim agung, Hakim Daming yang 'terpeleset' saat menjawab pertanyaan anggota Komisi III di DPR untuk fit and proper test calon Hakim Agung.
Heem, kalimat yang beliau ucapkan saat ini menjadi headline di berbagai acara berita. Beliau dicecar habis-habisan akibat kata-katanya tersebut.

Dalam suatu kesempatan wawancara dengan sebuah stasiun TV, beliau mengaku khilaf dan meminta maaf akibat pernyataannya tentang kasus pemerkosaan tersebut. Dia mengatakan bahwa itu tidak sungguh-sungguh berasal dari hatinya dan hanya bercanda untuk mencairkan suasana.

Sayang, nasi sudah menjadi bubur, apa yang diucapkan lidah tidak bisa ditarik kembali. Sudah terlanjur terucap dan beliau sudah terlanjur tidak disukai oleh banyak pihak. Sebenarnya saya pun merasa agak iba ketika beliau dicecar pertanyaan dan disudutkan. Namun, saya juga sangat tidak suka terhadap pernyataannya. Begitu tidak berperasaannya kalimat semacam itu keluar dari seorang hakim. Sangat merendahkan perempuan menurut saya. Memangnya ada perempuan yang senang mengalami perkosaan. Kasar sekali pernyataannya dan saya jadi agak meragukan moral dari sang hakim.

Mungkin memang benar, itu hanya sebuah candaan. Saya juga kadang terpeleset dengan lidah saya. Ada saatnya saya mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya tidak sungguh-sungguh saya pikirkan. Belum lagi kata-kata tidak baik yang tanpa sengaja saya ucapkan dalam kemarahan saya.

Yaah, solusinya saya lebih suka menutup mulut saya rapat-rapat jika marah. Tapi bisa dibayangkan bukan bahwa lidah itu bisa sangat berbahaya. Rasul Yakobus dalam Yakobus 3: 8 menulis tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. 

Begitu berbahayanya lidah. Begitu banyaknya hal sia-sia yang kita ucapkan. Begitu banyaknya kemungkinan orang lain tersakiti akibat ucapan kita. 

Kasus hakim Daming ini menjadi pelajaran bagi kita untuk selalu mengingat bahwa kita harus hati-hati dengan lidah kita. Apa yang tidak perlu kita ucap dan apa yang seharusnya kita ucap harus kita cermati dengan baik. Kadang mengucapkan sesuatu yang salah bisa berakibat fatal. Namun ada kalanya tidak mengucapkan sesuatu yang memang harus kita ucapkan juga bisa berakibat buruk bagi kita..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar