Sabtu, 22 Desember 2012

Koh Ayang

Pulang gereja hari ini makan bersama keluarga di sebuah tempat makan yang menjual ayam tulang lunak yang kremes-kremes. Enak loh ayamnya.

Tapi bukan itu yang mau saya share disini.
Jadi ceritanya, pada saat sedang makan, bapa saya iseng-iseng nanya sama bapa yang memiliki tempat makan ini. "Wah udah mau natalan ya koh? Anak-anaknya pada datang dong?". Sebenarnya saya juga bingung ngapain juga lagi ini bapa saya tanya-tanya tiba-tiba. Namun sang pemilik toko yang mengaku bernama Koh Ayang  menjawab, "Anak-anak saya pada tinggal di Aussie Pak, jadi kayaknya ga kesini. Dulu juga saya diajak pindah ke sana, tapi ga mau nyusahin. ". Kira-kira begitulah awal percakapannya.

Ternyata Koh Ayang adalah pribadi yang suka mengobrol. Akhirnya dia pun panjang lebar menceritakan anak-anaknya, cucunya, dan kehidupan yang menyenangkan di luar negeri. Koh Ayang pun mengakhiri ceritanya yang panjang lebar dengan kalimat ini, "Enak sih di luar negeri Pak, jadi warga negara sana saja sekalian. Semua serba ditanggung negara. Biaya pendidikan, biaya berobat, uang pensiun, semua terjamin. Saya sih lebih senang jadi warga negara sana daripada jadi warga negara sini. Ga enak. Segala susah, banyak korupsi. "

Dalam hati, saya tertawa kecil. Sebegitu tidak sukanya sepertinya Koh Ayang terhadap bangsa ini.
Memang benar sih, di luar negeri semua mungkin dijamin. Memang benar juga negara ini memang kacau dari sisi birokrasi, banyak korupsi, banyak aparatur pemerintahan yang tidak bekerja dengan benar. Tapi apakah tepat jika kita lebih menginginkan kewarganegaraan lain dibanding negara sendiri.

Saya tidak mau mengurusi atau menghakimi pandangan politik dan jiwa kebangsaan Koh Ayang. Itu urusan masing-masing lah ya. Tapi bagi saya, negara ini rumah saya. Meskipun jelek, meskipun banyak kurangnya dan tidak semegah negara lain, rumah sendiri tetap yang paling nyaman. Disini saya dilahirkan, disini juga suatu hari nanti jasad saya akan dimakamkan. Disini saya akan bekerja, mencari makan. Disini Tuhan menempatkan saya untuk menjadi garam dan terangNya. Untuk bangsa inilah Tuhan memberi hati bagi saya untuk berdoa, bagi bangsa saya sendiri.

Yah begitulah kira-kira cerita di minggu siang yang panas ini. Cerita tentang sebuah negara yang warga negaranya tidak suka pada kewarganegaraannya. Apakah ada Koh Ayang-Koh Ayang lainnya??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar