Kamis, 31 Oktober 2013

Cewe anti delman

Masih ga ngerti kenapa ada orang di tahun 2013 ini yang tega-teganya mengeksploitasi kuda untuk kendaraan delman..

Ada jalan di kota Bandung, yang alat transportasi umum yang sering digunakannya adalah delman. Saya sering melihat delman-delman tersebut beroperasi.  Jujur miris sekali melihat kondisi kuda-kudanya. Tau kan, kekang delman itu dipasang dimana? Dengan berbekal tali kekang dan pecut, saya melihat bapak-bapak *yang maaf, tapi dimata saya kelihatan kejam* dengan santainya menarik tali kekang di mulut kuda tersebut lalu memecut kuda tiap kali dia merasa delmannya kurang cepat.

Tau akibat dari penggunaan tali kekang di mulut kuda? Biasanya yang saya amati, mulut kuda itu luka-luka dan rusak akibat harus menarik delman yang biasanya isinya ga kira-kira. Satu delman bisa berisi 4 orang penumpang ditambah satu orang kusir *penumpangnya bisa lebih loh* dan juga harus menarik delman itu sendiri yang terbuat dari kayu-kayu dan kursinya. Kebayang kan beratnya?

Belum lagi perawatan si kuda itu sendiri jauh dari kata baik. Kudanya dibiarin kepanasan, kehausan, dan gatau dikasi makan dan minumnya kapan. Kalau habis pulang narik delman kali ya.

Saya sering kali melihat kuda-kuda tersebut kehausan dan kepanasan sambil menjulurkan lidahnya. Menunduk ketanah dan kelihatan ga berdaya. Badannya penuh luka-luka, mulutnya kelihatan luka parah.

Sedih yaaa.
Manusia memang diberi kuasa untuk menaklukkan bumi dengan isi-isinya. Tapi setahu saya yang ga pinter-pinter juga agamanya, setau saya kuasa yang diberikan itu bukan kuasa untuk mengeksploitasi dengan semena-mena makhluk ciptaan yang lain.

Memang sih saya juga kasihan melihat bapak-bapak kusir yang juga harus mencari nafkah buat keluarganya. Tapi mungkin bisa dipikirkan lagi alternatif lain yang tidak harus memperlakukan binatang dengan cara yang seperti itu.

Kalau saya sih jujur aja, saya cewe anti naik delman. Fix.

1 komentar:

  1. Halo. Aku juga miris tiap kali lihat kuda yg masih dieksploitasi jd kendaraan umum. Aku sendiri tinggal di Jogja. Belum pernah sekalipun lihat kuda dikasih minum. Kalau makan aja sih pernah. Parahnya lagi badannya kecil-kecil, nggak seimbang banget sama andongnya (belum termasuk penumpang dan barang). Belum lagi pernah aku lihat *maaf* pantat kuda yg ada cap bekas ditindih besi panas jadi membentuk tanda tertentu. Nangis aku. Lagi badannya kucel-kucel hitam seperti nggak dimandiin dan jalannya nunduk entah kurang gizi/keberatan beban/panasnya Jogja yg menggila/sesak polusi/semuanya. Parahnya ya itu, ada yg dijual buat disate kalau-kalau dianggap kurang menghasilkan daripada mati karena sakit. Kalau kamu tau organisasi yg care sama hewan2 terutama kuda, tolong infonya ya. Bisa dikirim ke luckykusumastuti@yahoo.com. Thank you..

    BalasHapus