Sabtu, 28 Juli 2012

Tahu-Tempe = Trending Topic

Belakangan ini, tahu-tempe jadi trending topic yaa.. Semua acara berita di stasiun-stasiun televisi selama beberapa hari ini mengabarkan masalah langkanya tahu-tempe di pasaran.

Sebenarnya, memang sudah mulai kerasa nih dampak langkanya tahu-tempe nih. Kemarin makan kari ga pakai tahu, jadinya agak aneh. Rasanya agak kehilangan. Belum lagi mang tukang gorengan dekat rumah sejak kemarin tidak lagi kelihatan menjajakan tempe goreng maupun gehu. Padahal kalau saya pergi ke tukang gorengan biasanya jenis gorengan itu yang saya beli.

Dulu-dulu saya tidak pernah betul-betul memperhatikan kedua jenis makanan ini. Saya baru sadar pentingnya keberadaan tahu-tempe dalam kehidupan masyarakat Indonesia semenjak langkanya tahu-tempe beberapa hari ini.

Menurut berita-berita yang saya tonton setiap hari, langkanya tahu-tempe disebabkan harga jual kedelai yang meningkat. Jadi, *saya baru tahu* kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai lebih dari dua juta ton, sedangkan kedelai produksi dalam negeri hanya delapan ratus ton saja. Selama ini, kebutuhan kedelai kita berasal dari impor Amerika Serikat. Karna saat ini di Negara Paman Sam itu sedang mengalami kekeringan, produksi kedelai mereka turun drastis, maka harga jual kedelai di Indonesia pun meningkat tajam dari Rp 5000/kg menjadi Rp 8000/kg.

Yah, kira-kira begitulah ya pokok permasalahannya. Cukup lah ya kita bahas masalah yang itu.
Sekarang saya berpikir, apa ya yang bisa saya lakukan. Dan sewaktu saya berpikir masalah itu, saya sadar, untuk saat ini, saya tidak dapat berbuat apa-apa. Memang apa coba yang bisa saya lakukan? Memperbesar produksi dalam negri? Memperbesar lahan atau mengembangkan teknologi penanaman kedelai? Saya tidak bisa. Saya kuliah matematika wooy heheh. Atau saya harus berdemo ke gedung DPR minta penurunan harga kedelai? Saya juga tidak bisa dan tidak mau. Demo itu bukan style saya gitu.

Jadi, memang untuk saat ini, realistis saja, saya tidak dapat berbuat apa-apa.
Tapi, suatu saat nanti, saya ingin dapat melakukan sesuatu.
Kemarin, saya magang di Bank Indonesia. Saya ditempatkan di Tim Kajian Ekonomi. Disitu, mereka mengembangkan beberapa cluster bahan makanan yang menyumbang inflasi besar, cabai misalnya. Dengan begitu, ketersedian cabai dipasaran dapat dikontrol yang tentu akan berdampak terhadap harga cabai.
Saya rasa, kedelai juga dapat dijadikan cluster. Cluster itu apa, mungkin terlalu panjang dan rumit saya jelaskan disini, namun intinya sistem cluster membuat jelas keberadaan pasar. Siapa produsen, siapa konsumen, bagaimana harga pasar, semua ditentukan dalam sistem cluster.
Selain itu, di BI juga banyak sekali membantu dilakukannya pengembangan dan penelitian untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk clusternya.

Yaa.. saya pikir, saya ingin bekerja di Bank Indonesia. Lalu saya bisa melakukan hal-hal seperti diatas.
Semoga nanti (*amiin*) saya bisa mulai melakukan sesuatu untuk masalah tahu-tempe ini.

Terlalu muluk ga ya?
Hem, saya tidak takut bermimpi.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar