Minggu, 26 Agustus 2012

Menjadi seorang pelayan

Sudah lama nih ga nulis soal perenungan-perenungan pribadi dari kitab suci hehe.

Dua atau tiga hari yang lalu, saya membaca kisah Yesus membasuh kaki murid-muridnya dari Yohanes 13.
Saya lebih suka menulis tentang apa yang saya pribadi maknai dari setiap perikop yang saya baca, dan menulis aplikasi sederhana dalam hidup saya daripada membahas perikop ini dari sisi teologinya. Jadi ini sebenarnya tulisan tentang perenungan saya secara pribadi hehe.

Hal yang paling berkesan sekaligus menegur saya dari perikop ini adalah kesediaan Yesus untuk merendahkan dirinya untuk melayani murid-muridNya. Saya tidak bisa membayangkan Yesus, yang adalah Anak Allah yang hidup, pencipta segala sesuatu yang ada di dunia ini, menanggalkan jubahNya, mengikatkan kain lenan di pinggangnya, kemudian membasuh kaki para muridNya. Begitulah cara Yesus untuk memberi teladan pada para muridNya, lewat suatu tindakan nyata ( Yesus ga cuma cuap-cuap doang) supaya mereka pun saling membasuh kaki alias merendahkan diri untuk saling melayani.

Yesus mengajar saya, bahwa untuk terlibat dalam pelayanan Tuhan, kita harus punya kerendahan hati, kesediaan untuk merendahkan segala ego dan kesombongan diri untuk melayani orang lain, bahkan kalaupun orang yang kita layani memiliki posisi yang lebih rendah dari kita.

Banyak orang yang lupa hal ini, termasuk saya. Saya terlibat dalam beberapa pelayanan. Tapi pertanyaannya, apakah saya sungguh-sungguh menjadi seorang pelayan? Apakah saat saya melayani saya merendahkan diri saya untuk kemuliaan Tuhan. Hem.. jujur saya sering lupa. Dan saya rasa, banyak juga anak-anak Tuhan yang lupa akan hal ini. Banyak yang merasa dirinya paling benar dalam pelayanan. Banyak juga yang saling sikut dalam pelayanan Tuhan. Katanya melayani Tuhan, kalau seperti itu, bukannya Tuhan dong yang dilayani, tapi ego dan keakuaan masing-masing yang dilayani.

Saya diingatkan untuk kembali pada konsep pelayanan yang Tuhan ajarkan. Dia mengajar tentang kerendahan hati dan kesederhanaan. Rendah hati memang sulit sih. Tapi itulah syarat utama supaya kit dapat dibentuk dan dipakai Tuhan dengan maksimal.

Saya sungguh senang diberi kesempatan untuk melayaniNya lewat sesama saya didunia ini. Dan saya juga senang karna Dia juga mengajar saya untuk melayaniNya dengan baik. MelayaniNya dalam segala aspek dalam hidup saya. Karna hidup adalah pelayanan untuk memuliakan namaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar