Minggu, 05 Agustus 2012

Wondering about Love Part III

Hem, ga nyangka deh bisa nulis yang part III nya.

Tadi siang, saya menonton televisi (seperti biasa hehe). Awalnya saya menonton berita lalu FTV. Ketika iklan, saya mencari-cari siaran yang lain. Tanpa sengaja, saya mendapati siaran siraman kerohanian Kristen. Jujur saya orang Kristen yang agak males menonton acara siraman rohani agama sendiri (haduuh).

Tapi karna sedang iklan, akhirnya saya putuskan untuk mendengar sebentar.

Ternyata, tema yang sedang dibahas adalah tentang kasih *kena lagi gw* dari I Korintus 13. Sebenarnya saya sudah banyak kali mendengar perikop ini. Cukup terkenal loh.

Tapi tiba-tiba hati saya tergerak ketika bapa pendetanya yang kemudian diterjemahkan oleh seorang ibu pendeta nampaknya (pengkhotbahnya orang bule cuy) membacakan ayat 3 nya. Isinya seperti ini, "Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku."

Memberi dengan kasih. Saya juga lumayan sering sih memberi hehe. Tapi, kalau saya mengeluh atau hitungan ketika memberi, apa faedahnya. Sekalipun saya memberi diri saya untuk dibakar, kalau saya tidak melakukannya dengan kasih, saya tidak berguna.

That's the point.  Memberi, sebanyak apapun tidak akan ada gunanya tanpa kasih.

Hem.. bersyukur banget kepada Allah yang penuh kasih. Dia memberi kepada saya banyak sekali pelajaran, lewat banyak hal yang tidak diduga.
Hari ini, Tuhan yang adalah Kasih, memberi pelajaran, bahwa sebanyak apapun yang kita lakukan, seberapa banyak yang kita beri, seluar biasa apapun yang kita lakukan untuk orang lain, tanpa kasih, semua itu sia-sia. Sebegitu pentingnya yaa kasih itu.


Satu hal lagi yang mengoreksi diri saya ketika mendengar khotbah ini, kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ditulis diatasnya, kasih itu sabar. Hem, saya cukup sabar. Tapi dilanjutkan dibawahnya, kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain.

Okelah saya sabar dan bukan pemarah. Tiap kali saya dibully orang lain, saya tidak marah, saya memaafkan. Tapi terkadang tanpa saya sadari, saya menyimpan kesalahan mereka dalam hati saya. Saya tidak mengeluarkan kemarahan saya, tapi menyimpan kekesalan itu dalam hati saya.

Kasih itu sempurna dan utuh. Kasih tidak hanya sabar, tidak hanya tidak marah, tapi mengampuni dengan sempurna. Rasanya tidak mungkin kita bisa lupa terhadapa perbuatan orang lain yang jahat, secara kita punya memori gitu. Dan ingatan manusia itu kuat. Tapi, kita tidak boleh menyimpan kesalahan orang lain dalam hati kita. Coba saja, kita pendam lebih lama lagi, dia akan meledak menjadi sebuah kebencian.

Hem.. Tuhan,Engkau tahu itu sulit bagi kami, bagi saya khususnya. Tapi saya tahu, Tuhan mampukan. Asal kita sungguh-sungguh niat untuk berubah dan mengasihi lebih baik lagi, saya percaya, Tuhan yang akan mampukan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar